Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dampak Inflasi, IMF Prediksi Banyak Gelandangan di Dunia

Dampak Inflasi, IMF Prediksi Banyak Gelandangan di Dunia



Berita Baru, Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan akan terjadi ledakan besar terhadap jumlah orang-orang di jalan atau gelandangan secara global. Kondisi itu tidak terlepas akibat meningkatnya inflasi di beberapa negara dunia.

“Akan ada ‘orang-orang di jalan’ secara global kecuali langkah-langkah diambil untuk melindungi yang paling rentan dari inflasi,” kata Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva dikutip dari CNN, Senin (26/9/2022).

Dia berharap seluruh negara bisa mengambil tindakan agar tidak meningkatnya golongan tunawisma. Hal itu penting untuk menekan angka krisis yang akan terjadi.

“Jika kita tidak menurunkan inflasi, ini akan merugikan mereka yang paling rentan, karena ledakan harga pangan dan energi bagi mereka yang lebih mampu adalah ketidaknyamanan bagi orang miskin, tragedi. Jadi kita memikirkan orang miskin terlebih dahulu ketika kita menganjurkan untuk menyerang inflasi dengan paksa,” katanya.

Dia mengatakan, lonjakan inflasi akan diikuti dengan kebijakan hawkish atau agresif bank sentral di seluruh dunia dengan menaikkan suku bunga. Karena tidak ada pilihan lain yang bisa ditempuh untuk menekan inflasi yang tinggi.

Karenanya, kebijakan fiskal harus menjadi penolong bagi masyarakat di tengah kondisi tersebut. Sebab, kenaikan suku bunga bank sentral akan membuat masyarakat rentan lebih tertekan.

“Kebijakan fiskal, itu akan menjadi musuh kebijakan moneter, karena Anda meningkatkan permintaan dan itu mendorong harga naik lagi, dan kemudian harus ada pengetatan lebih lanjut,” kata dia.

Lebih lanjut, Kristalina menuturkan peristiwa yang telah mendorong kenaikan harga terjadi saat varian Omicron dari COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina. Kedua peristiwa itu menjadikan inflasi hari ini sebagai musuh terbesar bagi banyak negara.

“Tahun ini berat, tahun depan lebih berat. Mengapa? Karena goncangan demi goncangan. Hanya dalam waktu tiga tahun: pandemi (belum berakhir), perang, invasi Rusia mendorong harga energi dan pangan naik, dan kemudian hasilnya adalah krisis biaya hidup,” katanya.

beras