Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Galakkan Standarisasi Produk Cangkul Lokal

Galakkan Standarisasi Produk Cangkul Lokal



Berita Baru Jatim, Gresik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) konsisten memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Langkah ini bertujuan agar produk IKM semakin terjamin kualitasnya.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan tertulis pada Senin, 25 Oktober 2021, mengatakan bahwa SNI berfungsi memberikan perlindungan dan jaminan kualitas kepada konsumen atas keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup (K3L).

Sebagai wujud dukungan terhadap penerapan SNI, Ditjen IKMA menyelenggarakan acara Penyerahan Sertifikat SNI Cangkul Dalam Negeri kepada PT Mekarmaju Jaya Abadi dengan merek cangkul Kepiting Pusaka dan PT. Indobaja Primamurni dengan merek cangkul Barong.

“Kedua perusahaan tersebut telah membuktikan kualitas produknya dengan memenuhi persyaratan teknis produk sesuai SNI 0331:2018 (Cangkul – Syarat Mutu dan Metode Uji),” katanya. Upaya menggalakkan itu dibuktikan dengan diadakannya beragam pembinaan oleh Ditjen IKMA Kemenperin.

Lebih-lebih di Desa Mekarmaju, Kab. Bandung. Pasalnya, sejak tahun 2018, desa tersebut menjadi sentra produksi perkakas tangan. Reni mengatakan, guna mendukung daya saing IKM itu, Kemenprin terus mengkampanyekan lisensi SNI.

“Kami berikan fasilitas secara bertahap mulai dari Pendampingan Penerapan SNI, Fasilitasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Kemitraan, inisiasi pendirian Material Center dan Sertifikasi SNI,” jelas Reni.

Pendampingan sertifikasi SNI Cangkul di Desa Mekarmaju turut melibatkan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) sebagai LSPro dan tenaga ahli dari PT. Indobaja Primamurni. Mereka terlibat sebagai pendamping dalam melakukan sertifikasi sampai dengan terbitnya Sertifikat Kesesuaian.

Niilai TKDN dari cangkul produk PT. Indobaja Primamurni dan PT. Mekarmaju Jaya Abadi masing-masing sudah mencapai 58,19 persen dan 51,96 persen. Reni berharap agar kedua cangkul segera masuk ke E- Katalog dan banyak masyarakat semakin percaya dan membeli perkakas berkualitasbuatan Indonesia.

“Besar harapan kami agar cangkul Barong dan cangkul dari Desa Mekarmaju ini dapat memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri dan digunakan oleh pemerintah pusat maupun daerah,” tambah Reni.

Terpisah, General Manager PT Indobaja Primamurni Titus Ridi Yuwono menyatakan kebutuhan cangkul di dalam negeri mencapai 2,5 juta unit per tahun. Selama ini, kebutuhan cangkul itu masih impor dari Tiongkok dan Thailand.

Dengan mendapatkan sertifikat SNI, Titus optimistis produk cangkul Barong bisa bersaing dengan produk luar negeri. “Apalagi, kualitas cangkul (merek Barong) lebih baik dan harga lebih kompetitif,” katanya melalui sambutan telepon.

Ia menyebutkan ada dua tipe cangkul yang diproduksi oleh perusahaan berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono, Desa Prambangan, Kecamatan Kebomas, Gresik itu. Yakni, cangkul untuk pertanian dan proyek. Untuk cangkul pres tanpa las, Titus menjamin kualitas diatas produk luar negeri.

“Dalam uji kekerasan tertentu kualitas nomor satu,” katanya. Selain kualitas produknya lebih bagus, Titus juga menjamin harga cangkul Barong lebih ekonomis. Titus menilai, supply chain cangkul impor berasal dari satu grup. Hal itu, bagi Titus, membuat cangkul lokal menjadi lebih ekonomis dan berkualitas.

Ia berharap sertifikasi SNI tersebut semakin menambah kepercayaan masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk dalam negeri. “Bangga Cangkul buatan Indonesia,” pungkasnya.

beras