Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Harga Cabai Kian Mahal, Khofifah Angkat Bicara

Harga Cabai Kian Mahal, Khofifah Angkat Bicara



Berita Baru, Tuban – Harga cabai rawit semakin tak terbendung dan makin pedas karena melonjak setiap hari. Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Tuban, Rabu (08/06/2022), kini sudah mencapai Rp90 ribu per kilo. Padahal sehari sebelumnya, Rp85 ribu, naik Rp5 ribu. Merespons hal itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun angkat bicara.

“Mundak maleh (naik lagi) jadi Rp90 ribu per kilo untuk rawit, cabai keriting masih Rp70 ribu,” ujar Rumiyatun, pedagang di Pasar Baru Tuban.

Dia menuturkan, kondisi in sudah terjadi karena pasokan yang semakin menipis, meski barang masih ada di pasaran.

“Nggeh enten, tapi mboten katah (Ya ada, tapi tidak banyak, red),” terangnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa merespons kondisi ini. Saat melakukan pengamatan di lapangan dan koordinasi dengan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) di Kabupaten Kediri, dia mengatakan dua penyebab kenaikan harga cabai rawit.

Gubernur Jatim Khofifah melanjutkan, pertama karena tingginya curah hujan yang menimbulkan serangan penyakit pada tanaman. Hal ini berdampak pada penurunan produksi dan jadwal tanam cabai yang mengalami kemunduran. Di daerah dataran rendah, seharusnya penanaman cabai dilakukan April 2022.

“Namun karena curah hujan yang masih tinggi, akhirnya membuat berkurangnya luas tanam,” kata Gubernur Khofifah saat dilansir di website resmi Kominfo Jatim.

Tidak hanya ancaman hujan, penyebab kedua ialah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terhadap komoditas cabai. Pada periode April di Jatim, Khofifah mengatakan, ada beberapa serangan. Yakni, hama lalat buah seluas 32,4 hektare; trips seluas 15,55 hektare; dan kutu kebul seluas 2,21 hektare.

Selain itu, ada penambahan serangan penyakit virus kuning seluas 34,03 hektare, Antraknose seluas 12,31 hektare, bercak daun seluas 8,4 hektare, dan layu fusarium 2,5 hektare.

Menurut dia, agar serangan OPT di beberapa lokasi sentra (daerah dataran tinggi) bisa dikendalikan, Pemprov Jatim menggunakan Agens Pengendali Hayati.

“Sekarang di beberapa lokasi sudah mulai tumbuh tunas baru sehingga diharapkan dapat membantu ketersediaan cabai rawit jelang Idul Adha,” ujarnya.

beras