Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

M. Yusfan Firdaus J (Pengurus Badko HMI Jatim Periode 2018-2020)
M. Yusfan Firdaus J (Pengurus Badko HMI Jatim Periode 2018-2020). (Dok. Foto: Istimewa)

HMI, Pandemi dan Disrupsi



Oleh: M. Yusfan Firdaus J (Pengurus Badko HMI Jatim Periode 2018-2020)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 194 atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam atau sekarang Universitas Islam Indonesia.

HMI didirikan dengan semangat Keislaman dan Keindonesian serta menjunjung tinggi derajat Umat dan Bangsa. Organisasi Mahasiswa yang selalu dibanggakan oleh rakyat Indonesia ini, selalu berjuang untuk kepentingan rakyat dan ikut menjadi bagian dari sejarah perlawanan terhadap PKI.

Di setiap zamannya, banyak alumni HMI yang mampu menjadi pemimpin-pemimpin, cendekiawan, akademisi, birokrat, pengusaha dan politisi negeri. Itulah yang menjadi bukti bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjadi Organisasi yang mampu memberikan solusi di setiap problematika.

Namun, sejak periode kepengurusan 2018-2020, konflik dualisme yang terjadi hingga saat ini masih belum selesai alias menyisakan problematika, meskipun PB HMI kubu PJ Ketum Arya Kharisma Hardy telah selesai melaksanakan Kongres XXXI HMI pada 17 – 25 Maret 2021 di Kota Surabaya. Hasilnya, menetapkan Saudara Raihan Ariatama serta Saudara Ichya Halimuddin masing – masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PB HMI Periode 2021 – 2023.

Kendati demikian, kubu lain yakni PJ Ketum Muis Amiruddin yang merencanakan melaksanakan Kongres XXXI HMI di Makassar (meskipun belum jelas jadwal pelaksanaannya) masih masif melakukan gerakan – gerakan yang mengkritik pemerintah. Sebagai kader HMI, sangat menyayangkan dengan Kondisi negeri yang rumit, sulit, mencekik dan banyak persoalan yang membutuhkan solusi, justru HMI yang menurut Jenderal Sudirman adalah harapan masyarakat Indonesia, sekarang tidak bisa lagi menjadi harapan rakyat, karena HMI sendiri belum bisa menemukan solusi yang konkrit terhadap problematika yang terjadi di dalam tubuh HMI sendiri.

Bagaimana seharusnya HMI merangkai masa depan negeri yang sekarang masih dihantui pandemi Covid- 19 dan sebentar lagi akan menghadapi Era Society 5.0?

Kontribusi HMI Selama Pandemi Covid-19

Sejak Indonesia dinyatakan darurat dan terpapar Pandemi Covid19 pada tahun 2020 lalu, sudah satu tahun lebih kita beraktivitas dalam situasi Covid-19 ini. HMI sebagai Organisasi Kemahasiswaan terbesar dan tertua di Indonesua turut membantu dan memberikan kontribusi terhadap negeri, bakti HMI tidak pernah pudar dan selalu eksis berkecimpung dalam proses menyelesaikan pandemi Covid-19 ini, mulai dari pembentukan satgas Covid19, sosialisasi patuhi protokol kesehatan hingga membantu melaksanakan vaksinasi.

Terbaru, di masa pandemi ini, tidak hanya sektor kesehatan yang terdampak, sektor ekonomi, pendidikan, dan lainnya juga kebagian. HMI kemudian juga hadir membantu meringankan beban masyarakat dengan melaksanakan kegiatan “Jual Nasi Kotak Murah dengan Harga Rp. 2.000” meskipun banyak opini pro dan kontra.

Bagi penulis itu adalah salah satu langkah membantu meringankan masyarakat, meskipun sebenarnya dan seharusnya bisa melalukan sesuatu yang lebih daripada itu. Sekarang, mari kita mengingat kembali, adakah solusi dari HMI untuk kebijakan pelaksanaan pendidikan di masa pandemi? Dalam hal ini PB HMI perlu memberdayakan Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) seluruh Indonesia untuk
berIkhtiar membantu pelaksanaan KBM yang banyak sekali mengalami kesusahan dalam menjangkau sistem daring.

Tidak sedikit, media online maupun cetak yang memberitakan tentang banyak pelajar dan mahasiswa yang rumahnya berada di pelosok sana, mengalami kesusahan yang luar biasa, hingga akhirnya transfer knowledge dimasa pandemi ini tidak didapatkan dengan maksimal. Dimana Gagasan PB HMI yang ditunggu – tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia? Jangan hanya kontribusi sosial yang digalakkan dan mengabaikan kontribusi terhadap sektor lainnya, padahal HMI memiliki Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disetiap sektornya, harusnya keberadaan LPP dapat diberdayakan dengan maksimal sehingga apa yang menjadi ikhtiar HMI mampu dan nyata menjadi Harapan Masyarakat Indonesia.

HMI di Era Disrupsi

Gelombang teknologi dan industri tidak mungkin terhenti dalam satu momentum, tetapi diikuti gelombang berikutnya seperti penerapan Energy Renewable, Bio Economy, Nano Technology dan disain serta arsitektur yang ramah lingkungan. Maka sesungguhnya pemahaman Society 5.0 adalah refleksi Revolusi Kebudayaan. Lewat Society 5.0, kecerdasan artifisial digunakan untuk mentransformasi mahadata pada segala sendi kehidupan. Internet of Things diharapkan membentuk kearifan, yaitu persembahan nilai dan peluang yang bersifat humanistik. Transformasi tersebut punya makna untuk “memanusiakan manusia”.

Oleh karena itu bagi Indonesia yang memiliki penduduk dalam jumlah besar tetapi dengan sebaran pengetahuan dan pendidikan yang tidak merata, maka Society 5.0 adalah faktor komplemen keberhasilan Revolusi Industri 4.0.

Di tengah maraknya kasus pandemi yang kemudian pemerintah melarang untuk melaksanakan kegiatan yang berkerumun kemudian setiap perhelatan kegiatan dialihkan menjadi serba digital, HMI perlu
memikirkan sesuatu yang konkrit dan mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam pelaksanaan rekrutmen kader, pelatihan kaderisasi (LK1, LK2, LK3 serta pelatihan – pelatihan lainnya). Banyaknya HMI Komisariat, Cabang, bahkan Badko yang melaksanakan Kegiatan Perkaderan dalam bentuk digital, tentu hal ini perlu diapresiasi karena sikap yang tanggap terhadap perkembangan zaman sangat peka, namun di sisi lain, apakah esensi dari pada perkaderan tetap didapatkan oleh peserta kaderisasi, melihat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Bidang Pengembangan Anggota maupun Badan Pengelola Latihan (BPL) PB HMI tidak pernah mengeluarkan dan memutuskan tentang Juknis Perkaderan via digital.

Meskipun atas inisiatif Panitia Pelaksana Latihan Kader di HMI, juga harus sesuai dengan aturan main Organisasi, karena HMI merupakan Organisasi yang sangat Tertib Administrasi. Menjadi tantangan bagi kita semua, bagaimana PB HMI mampu mempersiapkan Sistem Kaderisasi Digital, mengingat Era Industri 4.0 sudah sangat masif keberadaannya dan Era Society 5.0 hampir terjadi. Salah satu modal untuk mencapai dan tetap eksis di era tersebut adalah PB HMI harus memiliki database yang jelas dan memastikan bahwa seluruh Komisariat, Koordinator Komisariat, Cabang dan Badan Koordinasi se -Indonesia mampu menggunakan fasilitas teknologi dengan baik dan dapat mengembangkan sesuai

HMI Lokomotif Masa Depan Negeri

Pada tahun 2045, Indonesia diwacanakan berada di puncak keemasan, dibingkai dengan sebutan Indonesia Emas 2045, tentu akan banyak sesuatu yang baru dan luar biasa. Sekarang kita memiliki waktu
24 Tahun untuk sampai pada Tahun 2045, tentunya HMI harus memulai melaksanakan agenda – agenda yang mengarah kepada menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045. Dengan Sumber Daya Kader (SDK) yang banyak dan memiliki kualitas di seluruh Indonesia, HMI seharusnya sudah mampu mendesign Indonesia Emas 2045, tidak hanya itu HMI memili lembaga – lembaga profesi yang profesional dan dianggap layak serta mampu untuk fokus serta mengembangkan pengetahuan dan ilmu – ilmu dengan disiplin profesinya masing – masing. Sehingga HMI tidak hanya sekedar menjadi Organisasi Kemahasiswaan tertua di Indonesia, tetapi juga HMI dapat menjadi Lokomotif di setiap Sektor dan mampu memberikan kontribusi Ide yang Unggul hingga mampu membawa kemajuan terhadap bangsa ini.

HMI dengan gaya diskusinya yang matang, serta bagian dari Milenial yang sangat melek IT, intelektual yang mumpuni, harapannya dapat mencapai Cita – cita dan Tujuan HMI. Dengan demikian, kemajuan Indonesia tidak hanya sebuah wacana dan mimpi belaka. Jadi nanti apabila masih ada di pelosok negeri yang tidak tersentuh teknologi, tidak terjamin kesejahteraannya, maka keberadaan HMI dan hasil – hasil Diskusi HMI adalah sebuah mimpi.

Bismillah, mari memulai untuk unggul dan maju.

beras