Ketua PB HMI dan PMII Beri Tanggapan Terkait Polemik Mega Proyek Ekstraktif Pertambangan

Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terpilih, Raihan Ariatama dan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) terpilih, Muhammad Abdullah Syukri memberi tanggapan terkait mega proyek ekstraktif pertambangan yang sedang marak di Indonesia pada acara Millenial Talk, Sabtu (03/04/2021) sore melalui Zoom Meeting.

Dalam acara yang bertema “Visi Mahasiswa untuk Satu Abad Indonesia” ini, kedua tokoh pemimpin organisasi besar itu saling mengemukakan pendapatnya.

Reihan mengungkapkan, isu pertambangan merupakan isu yang menarik untuk didiskusikan. “Tapi di satu sisi, negara kita adalah negara berkembang yang tidak bisa lepas dari eksploitasi sumber daya alam, ini menjadi dua hal yang bertolakbelakang yang saya rasa harus dicari titik temunya,” terangnya.

Ia mengatakan bahwa prinsip organisasinya adalah bersikap sesuai konstitusi yang telah diatur oleh negara. “Saya kira kalau kita memang harus bersikap, ya kita bersikap sesuai dengan konstitusi yang diatur oleh negara kita,” ungkapnya.

Menurutnya, penegakan konstitusi secara tegas menjadi salah satu solusi agar bisa mengkontrol kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Bersamaan dengan itu, pengawalan organisasi mahasiswa menjadi hal yang penting.

Sedangkan Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, tak hanya pendekatan konstitusi, namun pendekatan kebudayaan dan pendekatan adat menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan tersebut.

“Karna permasalahan tambang ini sering terjadi di daerah-daerah yang dekat dengan masyarakat adat tertentu,” kata Gus Abe, sapaan akrabnya.

“Memang ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia, satu sisi ini memacu pertumbuhan ekonomi tapi satu sisi harus diimbangi dengan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam yang ada di Indonesia,” pungkas Abe.