Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kiai Faizi Minta Santri Hadir Temani Masyarakat

Kiai Faizi Minta Santri Hadir Temani Masyarakat



Berita Baru, Probolinggo – Kiai Muhammad Faizi, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayyah, Sumenep, hadir sebagai pemantik dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2021 di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo. Pada (31/12/21) malam.

Kiai Faizi menyampaikan, bahwa di penghujung tahun harus muhasabah diri agar tindakan bisa lebih bermanfaat dari tahun sebelumnya.

Kegiatan yang bertemakan “Implementasi Nilai-Nilai Trilogi dan Panca Kesadaran Santri diera Disrupsi 4.0” memberikan sebuah pemahaman baru untuk para santri. Sastrawan pesantren itu juga menyinggung tentang kesadaran terhadap lingkungan. “Lingkungan hanya bisa memberi dan kita kurang berterimakasih akan itu,” katanya. Seperti dilansir dari pojok9.co.

Kebanyakan manusia, dia melanjutkan, melakukan eksploitasi terhadap lingkungan. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya sendiri. Mereka abai kalau lingkungan selalu memberikan manfaat terhadap kehidupan manusia jika selalu dijaga dan dirawat.

Kiai Faizi memperingatkan, bahwa kita memiliki banyak hutang kepada bumi. Kita hanya mengambil yang ada di bumi saja, tanpa dibalas dengan cara menanam. Ia menggambarkan, untuk membuat rumah saja memerlukan 140 pohon yang harus ditebang.

Sedangkan, butuh waktu bertahun-tahun pohon itu tumbuh sampai bisa ditebang. “Tapi apakah kita yang menanam pohon itu? Tidak. Kita hanya bisa mengeksploitasinya, tanpa memberi hal positif kepada bumi,” sesalnya.

Kiai Faizi juga menyinggung jalan tol yang tidak hanya berdampak terhadap lingkungan dan perekonomian masyarakat. Namun, juga sangat berdampak terhadap sosial masyarakat sekitar jalan tol. Sebab, hubungan mereka akan diputus oleh jalan tol. Sementara interaksi antara masyarakat akan semakin berkurang.

“Seperti Jalan Tol Trans-Jawa yang sekarang akan segera dibangun oleh pemerintah. Kebijakan tersebut pasti banyak yang dikorbankan, salah satunya tanah mereka,” katanya.

Penulis buku Merusak Bumi dari Meja Makan itu berdedah, jika mayoritas warga Jawa Timur mata pencariannya adalah pertanian. “Ada berapa lahan yang akan didivestasi, ada berapa lapangan pekerjaan yang akan hilang, dan akan ada berapa banyak jumlah pengangguran,” tegasnya.

Disamping itu, selain kesadaran lingkungan, kesadaran bermasyarakat juga harus disentuh, khusus oleh kaum santri. Sebab, ia menjelaskan di luar sana sangat banyak orang yang memerlukan air. Lebih-lebih petani tembakau yang rentan dipermainkan, dengan dalih pasar anjlok. “Kita harus ada dan nimbrung di sana. Membantu mereka supaya keluh kesahnya bisa terselesaikan,” jelasnya

Kesadaran tersebut, lanjutnya, selaras dengan keinginan oleh pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im. “Bahwa, santri Nurul Jadid harus berjuang untuk masyarakat. Ketika tidak berjuang, ia telah bermaksiat,” ucapnya.

beras