Konkoorcab PKC PMII Jatim Resmi Ditetapkan 10-14 Agustus 2022, Begini Filosofi Logonya

Berita Baru, Surabaya – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur (Jatim) resmi menetapkan Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXIV PKC PMII Jatim digelar pada 10-14 Agustus 2022 di Hotel Kookon, Kabupaten Banyuwangi.

Pada Konkoorcab XXIV ini PKC PMII Jatim mengambil tema “Pembangunan dan Demokrasi dalam Harmoni Pergerakan”. Tema tersebut diejawantahkan dalam sebuah Logo yang sarat makna dan filosofi.

Secara umum logo Konkoorcab XXIV PKC PMII Jatim itu didominasi tiga warna, yakni Biru, kuning, dan merah. Bukan tanpa alasan pemilihan warna itu dilakukan, warna Kuning berarti semangat menyala-nyala, warna biru berarti berpengetahuan luas, dan warna Merah berarti Keberanian.

Di sela tulisan Konkoorcab terdapat bendera Indonesia yang melambangkan semangat PMII dalam membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya serta berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Di samping itu angka 24 yang dituliskan dalam bentuk angka romawi XXIV merupakan periodesasi atau pergantian kepengurusan PKC PMII Jawa Timur yang sudah beregenerasi selama 24 kali pergantian kepengurusan.

Dalam logo tersebut juga terdapat kombinasi identitas Banyuwangi yang membentuk ilustrasi ciamik. Di sisi atas ilustrasi itu terdapat buah manggar yang merupakan bunga dari pohon kelapa atau pinang.

Biasanya bunga ini yang akan menjadi cikal bakal buah kelapa yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Seperti halnya Kader PMII harus sabar dalam prosesnya sehingga dapat memberikan manfaat bagi alam sekitar.

Tak hanya itu, Sesulur Jawa semakin mempercantik ilustrasi tersebut. Sesulur Jawa atau yang dikenal dengan nama latin “Homaloptera” adalah spesies yang hidup di air tawar dan merupakan endemik sungai yang ada di Banyuwangi. Hewan ini merupakan hewan yang hampir punah dan dilindungi.

Hewan ini memakan alga dan lumut sehingga membuat air kembali menjadi bersih dan jernih. Harapannya Sesulur Jawa itu mencerminkan Kader PMII yang berpegang teguh pada Nilai Dasar Pergerakan-nya akan mengubah kebijakan yang kotor menjadi bersih kembali.

Gandrung Banyuwangi yang terdapat dalam ilustrasi itu semakin menegaskan keberpihakan PMII. Tari Gandrung merupakan kesenian asli masyarakat Banyuwangi, Kata gandrung berarti terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Seperti halnya Kader PMII harus konsen terhadap isu agraria yang berdampak kepada kebutuhan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya itu, Gandrung juga merupakan simbol perlawanan kepada penjajah, Maka Kader PMII juga merupakan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan oligarki.

Di posisi tengah ilustrasi itu dipercantik dengan Tanaman Pakis. Tanaman Pakis merupakan tanaman yang tumbuh di pegunungan, utamanya di Banyuwangi yang sebagian wilayahnya merupakan pegunungan. Tanaman ini mempunyai daun yang berkeluak, dan menandakan tanah yang ditumbuhi merupakan tanah yang lembab dan subur.

Tanaman Pakis itu menunjukkan Kader PMII yang mempunyai sikap bijak dan tenang dalam menghadapi tantangan sehingga dapat menjadi kemakmuran bagi kehidupan.

Di sisi samping tengah terdapat biji kopi yang mengidentifikasikan komaditi utama Masyarakat Banyuwangi. Banyak kaum muda Banyuwangi yang mulai memproduksi kopi dengan cara yang lebih kekinian dengan cita rasa khas yang mewakili daerah tersebut.

Kopi merupakan simbol kebersamaan dan persatuan, selaras dengan Kader PMIl yang dalam kesehariannya tak lepas dengan kopi, filosofinya menambah inspirasi dan memperkuat solidaritas gerakan.

Sedangkan 13 Sulut Api semakin membuat ilustrasi itu semakin garang. Sulut api yang berwarna biru, merah, dan kuning dengan tingkat panas yang berbeda itu merupakan simbol kesemangatan Kader PMII yang terus berkobar dan membara sesuai level kaderisasinya dalam meneruskan apa yang telah didirikan oleh 13 Pendiri PMII.