Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kopri Rayon Sosial UNESA Gelar Diskusi Bahas Perempuan dan Politik

Kopri Rayon Sosial UNESA Gelar Diskusi Bahas Perempuan dan Politik



Berita Baru, Surabaya – Korps PMII Putri (Kopri) Rayon Sosial Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar diskusi dengan tajuk “Menuju Panggung Politik 2024: Perempuan, Politik, dan Problematik”, pada Selasa 25 Juli 2023.

Diskusi tersebut berlangsung di pelataran dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA bersama Julia Kumala Asri Drakel, Ketua Kopri Cabang Surabaya.

Dalam diskusi ini seluruh peserta memaparkan terlebih dahulu terkait beberapa problematik yang dialami perempuan ketika berkiprah di dunia politik.

Salah satu peserta diskusi, Nasywa Aulia memaparkan problematik yang dialami perempuan mengenai keterbatasan akses agar dapat berkontestasi di Pemilu 2024 nanti.

“Perempuan memiliki keterbatasan akses untuk bisa memanggungkan diri di dunia politik, tanpa tutup mata bagi perempuan akan sulit untuk itu, kecuali sebelumnya telah memiliki nama besar, keturunan orang terpandang, atau yang memiliki kekuatan financial lebih,” paparnya.

Segendang sepenabuhan, Julia juga menambahkan dalam dunia politik perempuan memiliki tiga tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya, Pertama ialah kemandirian ekonomi perempuan. “Tantangan ini berkaitan erat dengan cost politik yang sangat besar serta pemapanan organisasi yang efektif untuk bisa mencalonkan diri dalam kegiatan politik,” tambahnya.

Kedua, tantangan beban ganda perempuan yang terus menghantui perempuan. “Hal ini berlanjut dari masih terbangunnya budaya patriarki di masyarakat yang mana perempuan memiliki kewajiban-kewajiban domestik yang harus dijalani, ketika terjun di politik maka perempuan akan mendapatkan beban ganda,”kata Julia.

Ketiga, faktor prosedural seperti proses nominasi partai yang tidak adil, sistem pemilu serta partai politik yang masih berifat maskulin. Lebih lanjut Julia mengatakan nominasi yang dijalankan oleh partai seringkali melalui siklus keputusan yang tertutup dan sering melalui metode tidak adil sehingga mendeksriminasi calon perempuan.

Meski demikian, bagi Julia peran perempuan dalam politik sangatlah berarti, karena berkaitan erat dengan kepentingan serta bentuk perjuangan perempuan untuk bisa mewujudkan keadilan.

Menurutnya, hadirnya perempuan dalam dunia politik menghasilkan prioritas kebijakan yang lebih sensitif gender, semakin banyak perempuan yang terpilih untuk menjabat maka akan ada peningkatan dalam menciptakan kebijakan yang pro terhadap perempuan.

“Tidaklah mungkin untuk menciptakan setiap perubahan pada kebijakan tanpa meningkatkan peran politik perempuan pada tingkat struktur kekuasaan politik,” pungkas Julia.

beras