Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Makan Siang Gratis: Obat Pereda Kemiskinan

Makan Siang Gratis: Obat Pereda Kemiskinan



oleh: Firmansyah, Asal Panipahan seorang YouTuber


SALAH satu alasan program makan siang gratis bagi anak sekolah menjadi agenda prioritas Paslon Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, sudah disampaikan pada saat kampanye awal tahun lalu. Prabowo Subianto bercerita tentang dirinya yang pernah melihat orang mati di depan tendanya semasa dia masih menjadi prajurit, karena kelaparan. Lebih lanjut Prabowo juga menyebutkan bahwa anak kurang gizi di Indonesia banyak dia temukan selama perjalanannya, anak yang seharunya berumur 11 tahun tapi terlihat seperti masih berusia 7 tahun bahkan 5 tahun. Dengan logika dasar kita bisa mengerti bahwa orang lapar perlu makan, tapi apakah penyebab kelaparan bisa diatasi dengan hanya makan? Anak yang kurang gizi apakah benar karena kurang makan, atau justru karena tidak bisa hidup bahagia?

Fenomena yang dilihat atau yang dirasakan oleh Prabowo perlu untuk direnungkan dengan cermat. Karena terkadang orang demam tidak selalu perlu obat pereda panas, justru terkadang tubuh butuh istirahat untuk sementara waktu sampai dirinya pulih dengan sendirinya. Mengingat bahwa manusia adalah subjek yang hidup bukan seperti sepeda motor yang hanya akan menyala jika bensinnya cukup, mesin berhenti berarti istirahat.

Manusia tidaklah sama seperti benda, dia memiliki kemampuan untuk berkembang dan memiliki kemampuan untuk bertahan. ada pun fenomena yang ditemui oleh Prabowo bukan karena mereka tidak mampu untuk survive akan tetapi lebih pada tidak memiliki kesempatan untuk bersaing. Hak mereka dirampas, tanah Indonesia yang kaya raya dikuasi oleh segelintir orang, sehingga mereka kalah dan mereka terzalimi.

Program makan siang geratis hanyalah seperti obat pereda kemiskinan, yang tidak benar-benar menyelesaikan masalah sebenarnya. Mereka yang miskin dan potensi kurang gizi akan terus begitu, selama tidak ada upaya serius dari pemerintah memecahkan masalahnya.

Obat Pereda Kemiskinan

Orang-orang miskin di seluruh daerah Indonesia, sudah sangat ketergantungan dengan obat pereda kemiskinan. Sehingga dengan cara apapun mereka akan berupaya untuk memperolehnya, walaupun harus ngantri berjam-jam hanya sekedar mendapat bantuan minyak goreng murah dan beras miskin (raskin). Ini artinya, kemiskinan bukan lagi menjadi kesenjangan sosial tetapi sudah merambat pada mental yang menolak untuk menjadi kaya. Menurut beberapa pengamat politik, mental miskin rakyat inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjelang Pemilu 2024, akibatnya suara orang miskin bisa dimonopoli dengan baik dan cantik.

Terlepas dari percakapan Pemilu 2024. Sebenarnya kemiskinan ini terjadi oleh sistem yang korup dalam pemerintahan dan juga ada peran dari perilaku penjajah dimasa lalu. Sistem korup di indonesia bisa dilihat dengan kasat mata; mulai dari sistem Ordal (Orang Dalam) sampai salam tempel untuk meraih sebuah jabatan. Selain itu mental miskin yang terbentuk dalam masyarakat juga jarang menjadi isu utama dalam pembahasan kita sebagai bangsa. Dulu saat kita dijajah oleh belanda, kita dipekerjakan secara paksa, pribumi disamakan seperti anjing dan pendidikan hanya milik orang kulit putih dan bangsawan.

Lantas bagaimana setelah kita merdeka? Ya, kata Tan Malaka kemerdekaan yang kita raih saat itu dan bahkan berlaku hingga hari ini, hanyalah kemerdekaan bangsa dalam mengusir penjajahnya. Akan tetapi kemerdekaan sesungguhnya masih dalam perjuangan. Senada dengan itu Soekarno juga sebutkan bahwa peruangan mengusir penjajag lebih mudah dari pada perjuangan melawan bangsa sendiri. Kemerdekaan Indonesia hingga saat ini tidak lebih dari formalitas berdirinya sebuah negara belaka. Karena masyarakatnya masih tergantung pada BLT dan program Gratis dari pemerintah, dan bahkan sangking ketergantungannya BLT juga diambil oleh orang-orang yang sebenarnya tidak tergolong miskin, itulah faktanya.

Kini Progam Makan Siang Gratis

Tidak lebih hanya nama produk baru dari obat pereda kemiskinan. Penyakit kemiskinan tidak akan bisa disembuhkan dengan obat pereda. Penyakit ini mesti dicari sebabnya, apakah keterhubungan dengan rendahnya pendidikan masyarakat? Sehingga mereka berpikir BLT kali ini harus didapat, karena kalau tidak mereka akan rugi.

Ada protes dari civitas guru di Indonesia untuk menolak program makan siang gratis, namun sayangnya mereka protes karena program tersebut mengandalkan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), bukan protes bahwa program tersebut hanya pembodohan setelah BLT, yang hanya akan menambah kecanduang terhadap obat pereda kemiskinan.

Saatnya kita berpikir lebih kompleks, bahwa kemiskinan bukan soal ketakmampuan masyarakat untuk survive, akan tetapi lebih pada tidak memiliki kesempatan untuk bersaing. Oleh karena itu masyarakat harus diperlakukan sebagai subjek yang hidup. Jangan beri mereka ikan yang hanya dapat digunakan sekali makan, akan tetapi berilah mereka kail dan pancing agar mereka bisa memperoleh lebih banyak ikan. Memang benar bahwa orang lapar perlu makan, akan tetapi makan saja bukanlah solusi untuk mencegah lapar itu datang. Karena makan hanyalah salah satu upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya, tetapi tidak mampu mehanan buasnya rimba yang mereka tempati.

beras