Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menelusuri Jejak Islam Masuk ke Jawa Timur

Menelusuri Jejak Islam Masuk ke Jawa Timur



Berita Baru, Surabaya – Jejak Islam masuk ke Jawa Timur adalah bagian krusial dari penyebaran awal agama tersebut. Sebagai agama mayoritas di Indonesia, Islam telah tersebar luas di berbagai daerah. Mengetahui sejarah awal ini menjadi penting untuk memperluas wawasan kita.

Sejarah masuknya Islam memiliki banyak versi, oleh karena itu penting untuk memahaminya dengan jelas. Proses awal ini tidaklah mudah bagi masyarakat pada masa lalu, terutama di wilayah Jawa Timur.

Sejarah Jejak Islam Masuk ke Jawa Timur dan Mulai Menyebar

Saat ini, terdapat banyak bukti mengenai awal penyebaran agama Islam di wilayah Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui pendidikan, perdagangan, pelayaran, perkawinan, dan kebudayaan.

Pedagang Muslim berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa Timur. Mereka melakukan pelayaran dan tiba di wilayah Jawa Timur, sering kali menetap di perkampungan sekitar dan berinteraksi bahkan menikah dengan penduduk lokal. Ini merupakan salah satu metode awal penyebaran Islam di wilayah Jawa Timur.

Awal Penyebaran Agama Islam

Agama Islam mulai memasuki wilayah Jawa Timur yaitu pada abad ke-11. Terdapat bukti awal jejak Islam masuk ke Jawa Timur yakni dengan adanya makam Islam bernama Fatimah binti Maimun. 

Makam Islam yang berasal dari tahun 1082 terletak di Gresik, menunjukkan bukti awal kehadiran Islam di wilayah tersebut. Selain itu, beberapa makam Islam juga ditemukan di kompleks makam Majapahit, yang semakin menguatkan bukti masuknya Islam ke Jawa Timur.

Fatimah binti Maimun diperkirakan adalah keturunan Raja Hibatullah yang merupakan salah satu dinasti berkuasa di wilayah Liran Persia. Pada abad ke-14, bukti kuat peran masyarakat Muslim di Jawa mulai terlihat dengan adanya makam-makam kuno yang bertuliskan tahun 1368 M di Troloyo, yang terletak dekat pusat Kerajaan Majapahit.

Kehadiran makam-makam ini menjadi salah satu indikasi tentang pengaruh Islam di wilayah kerajaan Hindu-Buddha yang masih berkuasa pada masa itu.

Peran Wali Songo

Jejak Islam masuk ke Jawa Timur juga tidak lepas dari adanya peran para Wali Songo. Di wilayah pesisir utara Jawa Timur, terdapat lima wali dari sembilan yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam. 

Kelima Wali tersebut adalah Sunan Ampel (di Kota Surabaya), Sunan Giri (di Kabupaten Gresik), Sunan Bonang (di Kabupaten Tuban), Sunan Gresik (di Kabupaten Gresik), dan Sunan Drajat (di Kabupaten Lamongan).

Mereka menggunakan strategi dakwah yang menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat Jawa pada masa itu.

Para Wali Songo menyampaikan ajaran Islam secara lisan sambil mengakomodasi seni dan budaya lokal seperti wayang, tarian, gamelan, dan tembang-tembang. Untuk mempermudah penerimaan Islam di Jawa Timur, mereka juga mengadaptasi unsur-unsur budaya lokal dalam ritual dan tradisi Islam, seperti ziarah kubur, tahlilan, dan selamatan. 

Selain itu, para wali juga mendirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan Islam dan pengembangan ilmu. Murid-murid pesantren diberikan pengajaran dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqih, tasawuf, hadits, bahasa Arab, dan tafsir oleh para wali pada masa itu.

Metode Dakwah Bijaksana dan Tidak Mengkritik

Awal jejak Islam masuk ke Jawa Timur karena para Wali Songo yang sukses dan menerapkan metode dakwah terbaik. Para wali pada masa lampau menyebarluaskan agama Islam dengan cara yang lembut dan tidak merasa menggurui. 

Misalnya, Sunan Gresik membangun masjid pertama di Manyar dengan pendekatan yang bijaksana dan tanpa kritik yang tajam. Pendekatan ini membuat warga merasa diterima dan mengakibatkan penyebaran Islam yang cepat di wilayah tersebut. 

Selain Sunan Gresik, Sunan Ampel juga menyebarkan Islam dengan mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan. Para Wali Songo juga menggunakan metode dakwah dengan cara berbaur dan mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar. Pendekatan mereka yang logis dan sulit untuk dibantah juga berkontribusi dalam kesuksesan metode dakwah mereka.

Membuat Nama Islam Semakin Besar

Awal penyebaran Islam di Jawa Timur memainkan peran penting dalam peningkatan reputasi agama ini. Keberhasilan penyebaran yang dilakukan oleh para Wali Songo di berbagai wilayah Jawa Timur memiliki dampak besar terhadap perkembangan Islam di daerah-daerah lain. Metode dakwah yang berhasil dilakukan oleh para wali juga mendorong banyak orang untuk memeluk agama Islam pada masa itu.

Pendekatan dakwah yang bijaksana yang digunakan oleh para wali juga menjadi contoh bagi tokoh agama saat ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Islam menjadi agama mayoritas dalam budaya Indonesia.

Jejak Islam masuk ke Jawa Timur mulai pada abad ke 11 dan menjadi awal penyebaran islam di wilayah tersebut. Para Wali Songo juga memiliki peran besar terhadap perkembangan dan penyebaran Islam yang menjadikannya sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia saat ini. 

beras