Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Prodi S2 Linguistik Terapan UNJ Bekerja Sama dengan HISKI Gelar “Kajian Inovatif Linguistik Terapan, Penelitian Etnografi dan Feminisme Nusantara”

Prodi S2 Linguistik Terapan UNJ Bekerja Sama dengan HISKI Gelar “Kajian Inovatif Linguistik Terapan, Penelitian Etnografi dan Feminisme Nusantara”



Berita Baru, Jakarta – Prodi S2 Linguistik Terapan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta bekerja sama dengan HISKI selenggarakan kuliah umum “Kajian Inovatif Linguistik Terapan: Penelitian Etnografi dan Feminisme Nusantara” pada hari Selasa, (5/12/2023) secara hibrid. Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. dari UNESA, dan Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum. dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Dalam pengantarnya, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., sebagai koordinator, mengatakan bahwa Prodi S2 dan S3 Linguistik Terapan yang mengembangkan kajian linguistik secara interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner secara rutin menghadirkan ilmuwan dengan beragam fokus kajian.

“Semoga pertemuan ini meningkatkan wawasan kita mengenai kajian linguistik terapan dan menguatkan pilihan kajian para kolega dosen dan mahasiswa program pascasarjana,” ungkap Anoegrajekti.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Pascasarjana UNJ, Prof. Dr. Dedi Purwana, M.Bus yang dalam sambutannya menyatakan bahwa selama ini etnografi cenderung dihindari karena harus riset lapangan dalam jangka panjang. Hal itu dikhawatirkan menyebabkan tidak segera selesai.

“Semoga pemaparan oleh dua pakar, Prof. Yuwana dan Prof. Wiyatmi memberikan gambaran yang komprehensif dan menginspirasi, utamanya para mahasiswa untuk melakukan penelitian etnografi,” kata Dedi Purwana.

Penelitian Etnografi

Prodi S2 Linguistik Terapan UNJ Bekerja Sama dengan HISKI Gelar “Kajian Inovatif Linguistik Terapan, Penelitian Etnografi dan Feminisme Nusantara”

Narasumber pertama, Prof. Yuwana menyampaikan perkembangan teori etnografi, mulai dari etnografi klasik, baru, modern, kritis, poskritis, dan netnografi. Penelitian etnografi mensyaratkan peneliti melakukan penelitian lapapangan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi partisipatif.

Disampaikan juga bahwa peneliti etnografi perlu menjalin relasi dengan baik dengan informan dan masyarakat yang menjadi fokus penelitian. Hal tersebut untuk menumbuhkan kepercayaan dan keberpihakan peneliti terhadap masyarakat pendukung budaya etnik yang menjadi fokus penelitian.

“Akses yang dimaksudkan dapat dibangun melalui jalinan relasi dan komunikasi yang panjang, sampai terbangun relasi yang akrab, nyaman, dan saling memercayai,” demikian urai Prof. Yuwana.

Narasumber kedua, Prof. Wiyatmi menyampaikan fokus paparan mengenai feminisme Nusantara. Dikatakannya bahwa feminisme Nusantara sudah berlangsung jauh sebelum Kartini. Beragam fenomena yang terlah berlangsung tersebut ditempatkan sebagai sumber data mengenai feminisme Nusantara.

Wilayah kepulauan yang terbentang dari Aceh sampai Papua menghadirkan banyak tokoh perempuan yang berjuang untuk kejayaan Nusantara. Dalam kaitannya dengan gerakan feminisme mereka cenderung berjuang dalam ranah politik dan bukan hanya untuk kepentingan ideologi kaum Perempuan.

“Peristiwa sejarah pengaruh kaum perempuan sebagai sumber data memiliki kemungkinan dianalisis dengan menggunakan konsep teoretis tertentu,” papar Prof Wiyatmi.

Setelah paparan kedua narasumber, dilanjutkan dengan diskusi. Beberapa pertanyaan kritis disampaikan oleh peserta dan semuanya dapat direspons secara baik oleh para narasumber.

Prodi S2 Linguistik Terapan UNJ Bekerja Sama dengan HISKI Gelar “Kajian Inovatif Linguistik Terapan, Penelitian Etnografi dan Feminisme Nusantara”

beras