Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sipon Istri Wiji Thukul Meninggal Dunia
Dyah Sujirah atau Sipon, istri aktivis Wiji Thukul. Foto diambil tahun 2012. (Dok Solopos)

Sipon Istri Wiji Thukul Meninggal Dunia



Berita Baru, Solo – Istri aktivis dan penyair Wiji Thukul, Dyah Sujirah yang akrab disapa Sipon, meninggal dunia di usia 55 tahun, Kamis (5/1/2023). Berdasarkan surat lelayu yang beredar, Sipon meninggal dunia di RS Hermina Solo sekitar pukul 13.01 WIB.

Jenazah akan disemayamkan di rumah duka, RT 001/RW 014 Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo. Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di Astana Purwoloyo, Pucangsawit, Jebres, Solo, pada Jumat (6/1/2023) pukul 10.00 WIB.

Adik kandung Wiji Thukul, Wahyu Susilo membenarkan terkait kabar meninggalnya sang kakap ipar tersebut. “Ya (benar meningggal Mbak Sipon, Red). Doakan Mbak Pon Damai di sisinya,” kata Wahyu Susilo dilansir dari JawaPos.com.

Sipon meninggalkan dua anak, yakni Fajar Merah dan Fitri Nganthi Wani. Wahyu pun mendoakan atas berpulangnya sang kakak ipar sekaligus berharap Fajar dan Fitri tabah atas berpulangnya ibu mereka.

“Fajar Merah dan Nganthi Wani tabah ya,” tambah Wahyu Susilo dalam akun media sosial Facebook miliknya.

Unggahan Susilo juga dikomentari oleh salah seorang bernama Irawan Saptono. Dia mengabarkan kalau istri dari mendiang Wiji Thukul meninggal di Rumah Sakit Hermina, Solo.

“Dengan kesedihan yang mendalam saya memberitahukan bahwa Mbak Pon (Sipon), istri Wiji Thukul, sastrawan yang hilang di zaman Orde Baru, meninggal baru saja di Rumah Sakit Hermina, Solo,” tulisnya.

Dia mengutarakan, Sipon meninggal dunia diduga akibat serangan jantung. Setelah sebelumnya juga mengalami diabetes. “Mbak Pon terkena serangan jantung setelah setahun lalu kakinya diamputasi karena luka diabetes,” ungkap Irawan.

“Mbak Pon adalah sahabat keluarga saya. Orang baik memang selalu diam-diam menyelinap pergi,” imbuhnya.

Sipon merupakan istri dari Wiji Thukul, sastrawan dan aktivis hak asasi manusia. Wiji Thukul yang hilang saat pergolakan reformasi 1998 hingga kini tak diketahui jelas nasib maupun keberadaannya.

beras