Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Work-Life Balance sebagai Sarana untuk Menjaga "Mental Health" Kaum Pekerja Urban

Work-Life Balance sebagai Sarana untuk Menjaga “Mental Health” Kaum Pekerja Urban



oleh: Cindy Shangri (Karyawan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk)


KAUM pekerja urban seringkali diliputi dengan tuntutan pekerjaan dan tuntutan hidup yang tinggi. Apabila tidak dapat beradaptasi dengan baik, stress akan rentan muncul. Stres yang tidak dapat dikelola dengan baik, lama kelamaan akan menjadi depresi. Hal ini sangat berkaitan erat dengan efektivitas dan produktivitas tenaga kerja. Gejala-gejala yang muncul seperti halnya kehilangan tenaga, kesulitan konsentrasi dan berpikir, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, sulit untuk mengambil keputusan, dan lain sebagainya. Tidak sedikit yang membuktikan bahwa kondisi ini nantinya juga berkaitan erat dengan menurunnya tingkat kesehatan kaum pekerja. Fenomena ini kerap kali menjumpai para pekerja urban yang pola hidupnya tidak di atur dengan baik.

Di era ini, seringkali kita mendengar istilah Work-Life Balance yang cukup familiar di kalangan para pekerja urban yang notabene di dominasi oleh kaum milenial. Menurut Lockwood (2003), Work-Life Balance adalah suatu keadaan seimbang pada dua tuntutan dimana pekerjaan dan kehidupan seorang individu adalah sama. Sedangkan menurut Schermerhorn (2008), Work-Life Balance adalah bagaimana seseorang mampu untuk menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarganya. Dengan kata lain Work-Life Balance merupakan kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan tanggung jawab dalam hal pekerjaan dan hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

Istilah Work-Life Balance sendiri sudah tidak asing lagi bagi kita, bahkan seringkali beredar di media sosial kaum pekerja atau karyawan seperti halnya TikTok dan Instagram. Fasilitas yang baik serta memadai dari perusahaan dan juga gaji tinggi bukanlah hal utama lagi yang diincar oleh kaum pekerja di usia milenial, tetapi hasil survei membuktikan bahwa Work-Life Balance menjadi salah satu benefit yang dicari. Banyaknya pekerja urban yang sering mengalami burnout akibat lelah bekerja membuat kaum pekerja urban ini menginginkan Work-Life Balance yang baik di perusahaan tempat mereka bekerja.

Banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memberi fasilitas untuk menunjang Work-Life Balance bagi kaum pekerjanya, diantaranya adalah kegiatan olah raga seperti berenang, bersepeda, sepak bola, golf, bola basket, futsal, lari, tenis lapangan, tenis meja dan juga kegiatan yang mengandung unsur seni/hobi lainnya seperti band/musik, memancing, bahkan yang sedang trending di masa kini adalah istilah kegiatan Sunmori-Sunday Morning Rideatau istilah lainnya adalah touring bersama mengendarai kendaraan bermotor. Cara ini dinilai sangat efektif untuk me-refresh kembali pikiran-pikiran yang sudah jenuh akan kehidupan pekerjaan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangatlah diminati dan diharapkan kehadirannya bagi kaum pekerja urban era ini.

Mengapa Work-Life Balance ini penting? Berikut beberapa alasannya, yang pertama adalah dapat mengurangi tingkat stres atau burnout kaum pekerja/karyawan setelah seharian bekerja dikantor. Tak jarang pula yang melakukan aktivitas lembur diluar jam kerja bahkan ada pula yang membawa sebagian pekerjaannya untuk di selesaikan di rumah. Kedua, yakni lebih sehat secara fisik dan mental. Apabila tingkat stres menurun dan diimbangi dengan refreshment hal-hal positif diluar pekerjaan, seperti halnya kegiatan seni dan olah raga, diyakini akan meningkatkan kesehatan baik fisik maupun mental. Istilah “beken”-nya adalah mental health dapat terjaga dengan baik. Ketiga, dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pekerja urban dengan Work-Life Balance yang baik cenderung untuk melakukan aktivitas pekerjaan dengan lebih baik dan penuh semangat. Hal ini selaras dengan output produktivitas kinerja karyawan yang kian meningkat. Keempat yakni dapat memiliki hubungan sosial yang baik. Pekerja/karyawan dengan tingkat stres yang rendah cenderung untuk dapat menjalin komunikasi dan bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya, baik di tempat kerja ataupun di rumah. Hal ini mencerminkan tingkat kewarasan yang baik dalam hal berinteraksi dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.

Beberapa studi membuktikan bahwa pekerja dengan tingkat Work-Life Balance yang baik akan bekerja lebih efektif dan efisien. Sebaliknya, apabila pekerja/karyawan tidak dapat menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan lainnya akan bekerja dengan tingkat emosi yang lebih tinggi dan cenderung tidak maksimal. Hal ini juga sudah menjadi isu hangat dikalangan manajemen perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang optimal dengan disisipkannya kegiatan-kegiatan positif untuk meningkatkan Work-Life Balance demi menjaga “mental health” para karyawannya.

beras