Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Empat Perguruan Tinggi dan Tribun Jatim Network Selenggarakan FGD “Sandi Sastra Nusantara”

Empat Perguruan Tinggi dan Tribun Jatim Network Selenggarakan FGD “Sandi Sastra Nusantara”



Berita Baru, Surabaya – Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Malang (UM), Universistas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta (UST), dan Tribun Jatim Network berkolaborasi selenggarakan Diskusi Terpumpun di UNESA, (11/01/2023).

Empat Perguruan Tinggi dan Tribun Jatim Network Selenggarakan FGD “Sandi Sastra Nusantara”

Diskusi terpumpun ini sebagai tindak lanjut dari tantangan yang dimunculkan pada acara Tukar Tutur Sastra Maritim yang berlangsung 18 November 2022 di Tribun Jatim Network. Diskusi diikuti oleh Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. (UNJ), Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (UNESA), Dr. Endah Imawati, M.Pd. (Tribun Jatim Network), Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (UM), Dr. Anas Ahmadi, M.Pd. (UNESA), Sudartomo Macaryus, M.Hum. (UST), Hendratno, M.Hum. (UNESA), Dr. Eko Wahyuni Rahayu, M.Hum. (UNESA), dan Mahasiswa S3 UNESA.

Dalam sambutan pembuka, Novi Anoegrajekti menyampaikan terima kasih kepada Prof. Setya Yuwana Sudikan, Prof. Djoko Saryono, Endah Imawati yang sudah dengan setia mengawal dan mendukung kegiatan publikasi bersama. 

“Akar sastra Nusantara atau semestaan sastra Nusantara berpotensi ditemukan dengan bimbingan teori, metode, dan asumsi-asumsi yang mendasarinya. Di sinilah para akademisi tertantang untuk menyatukan pandangan, pemahaman, kesadaran bersama, dan mimpi bersama untuk mewujudkan konsep , teori, dan metode yang sesuai dengan selera dan fakta dan data riil yang ada di wilayah Nusantara,” urai Anoegrajekti. 

Formulasi hasil yang membentang luas tersebut selanjutnya menjadi rujukan bersama dan para akademisi, peneliti, dan pemerhati secara universal.    

Prof. Yuwana, menguraikan secara kronologis perkembangan studi sastra Indonesia sejak tahun 1930-an hingga perkembangan mutakhir saat ini. Ia telah memulai kerja dengan menggali beragam pengetahuan lokal dalam berbagai bidang kehidupan. Beragam pengetahuan lokal tersebut disatukan dalam wadah etnosains. 

“Etnosains juga berpotensi digali dari naskah-naskah klasik dan tradisi lisan Nusantara, seperti telah ditulis dalam Sastra Rempah. Sastra sebagai karya kreatif dengan media bahasa merupakan gejala universal,” papar Yuwana. 

Oleh karena itu, sudah selayaknya bila sebagai akademisi yang memfokuskan perhatian terhadap sastra memunculkan ide dan gerakan mengabstraksi keuniversalan sastra Nusantara. 

Prof. Djoko, memaparkan dinamika ilmu pada tataran nasional dan internasional untuk mendapatkan penjelasan mengenai posisi studi semestaan sastra Nusantara. Di Indonesia, kajian semestaan sastra belum menjadi perhatian kalangan akademisi sastra. Sementara itu, di University of Connecticut, misalnya telah pernah siselenggarakan Literary Universals Project. Proyek yang lain seperti aesthetic universals, linguistic universals, dan cultural universals juga sudah tampak hasilnya.

“Dengan demikian penelitian untuk menemukan semestaan sastra Nusantara, memiliki landasan yang kuat secara empirik, teoretis, dan metodologis,” jelas Djoko.

Grup Humaniora dengan sebaran anggota dari Aceh sampai Papua berpotensi mewujudkan proyek besar ini dan mengawalinya dengan melakukan penelitian yang terarah di masing-masing wilayah.

Rahayu, menyampaikan pengalamannya melakukan penelitian seni pertunjukan yang merupakan bagian dari tradisi lisan. Dengan demikian berpotensi masuk dalam lingkup penelitian yang dirancang tim humaniora. 

Hendratno yang menekuni pendidikan pada anak sekolah dasar menyampaikan pengalamannya melakukan penelitian di Banyuwangi, mengenai pendidikan seni dan pewarisannya. Anak-anak SD di Banyuwangi terbukti memiliki perhatian dan penghayatan dalam bidang seni. Hal tersebut mendapat dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Anas, yang menaruh perhatian pada budaya lokal berminat berkontribusi sesuai dengan minat dan bidang yang menjadi fokus kajiannya. 

Diskusi diakhiri oleh Anoegrajekti yang menyampaikan beberapa catatan. Pertama, diskusi selanjutnya akan menyampaikan peta rancangan riset sejarah sastra lokal Nusantara. Kedua, akan diselenggarakan webinar nasional untuk menyamakan persepsi dan sosialisasi rancangan penulisan buku Sandi Sastra Nusantara. Ketiga, tiga bulan yang akan datang, pertemuan diselenggarakan di Yogyakarta.

beras