Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Isu Pernikahan Dini Masih Menjamur, SMAN 1 Sumber Probolinggo Luncurkan Gerakan SIB-SAE

Isu Pernikahan Dini Masih Menjamur, SMAN 1 Sumber Probolinggo Luncurkan Gerakan SIB-SAE



Berita Baru Jatim, Probolinggo — Kasus pernikahan dini di Indonesia masih menjamur. Melansir Kompas.com, Indonesia menduduki peringkat ke-2 di ASSEAN dan peringkat ke-8 di dunia untuk kasus perkawinan dini.

Isu menambahnya jumlah dan angka pernikahan dini dianggap sebagai suatu masalah yang rentan dan mengkhawatirkan. Pasalnya, pemerintah telah mengatur dengan jelas batas minimal perkawinan menjadi 19 tahun, dan memperketat aturan dispensasi perkawinan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.

Merespon permasalahan itu, SMA Negeri 1 Sumber Probolinggo gelar seminar yang mengangkat topik problematika pernikahan dini di aula SMAN setempat, pada Rabu, (13/10).

Kepala SMAN 1 Sumber, Daris Wibisono, mengatakan bahwa seminar tersebut akan menjadi pencerahan bagi peserta didik dan wali murid untuk memiliki cara pandang lebih bijak dalam memaknai pernikahan dini. Dalam program edukasi ini, SMAN 1 Sumber meluncurkan gerakan Selamatkan Ibu dan Bayi (SIB) Selamatkan Angka Edukasi (SAE).

“SIB SAE adalah visi besar penyelamatan masa depan bangsa khususnya Kecamatan Sumber untuk menjadi lebih baik,” tutur lelaki yang pernah menerima penghargaan sebagai Kepala Sekolah Menginspirasi Nasional Kemdikbud 2019 itu.

Pemateri dalam seminar tersebut hadir secara virtual berasal dari kalangan akademisi dan birokrat antara lain Agustina Dewi Setyari dari Pusat Studi Gender Universitas Jember (Unej), Sutilah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dan Dukiyah dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Probolinggo.

Wakil Kepala SMAN 1 Sumber Bidang Humas, Muhammad Farid, mengatakan kegiatan seminar perdana di sekolahnya ini diikuti dengan peluncuran inovasi kepala sekolah dengan nama gerakan SIB-SAE.

“Permasalahan pernikahan dini memang menjadi permasalahan bersama yang harus dituntaskan. Peran sekolah, keluarga, dan masyarakat yang sinergis menjadi kunci suksesnya upaya pencegahan nikah dini,”  kata Farid.

Peserta seminar tersebut adalah perwakilan wali murid yang berada di aula dan para siswa mengikuti secara bersama-sama dari kelas masing-masing secara daring. Dan juga dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker dan jaga jarak antar peserta

Beberapa peserta seminar tampak antusias bertanya mengenai masalah dan dampak pernikahan dini pada para pemateri.

Setelah seminar selesai dilanjutkan peluncuran inovasi gerakan SIB-SAE secara simbolis oleh Kepala SMAN 1 Sumber didampingi Dewan Guru. (*)

beras