Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Memilih Presiden Indonesia ala Rosulullah
Ach Taufiqil Aziz, Alumni Pascasarjana UINSA dan Dosen IST Annuqayah.

Memilih Presiden Indonesia ala Rosulullah



Oleh: Ach Taufiqil Aziz


NABI Muhammad adalah panutan dalam kehidupan. Saat sahabat mendapatkan masalah dan perlu solusi biasanya langsung menghadap ke Rosulullah. Semua persoalan bisa dipecahkan dengan segera. Lalu bagaimana bila seandainya ada yang bertanya cara dan tips menentukan pilihan atas Presiden Indonesia pada Pemilu 2024?

Tentu saja hal ini adalah pertanyaan imajiner. Tidak dalam rangka condong ke pasangan calon maupun partai politik tertentu. Tapi bagaimana kita merefleksikan setiap ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.

Sebagai umat Islam, kita berharap presiden Indonesia harus mencerminkan 4 sifat Rasulullah. Yakni sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan fatanah (cerdas). Kemudian juga tidak memiliki sifat yang mustahil dari Rasulullah. Yakni kidzib (bohong), khianah (berkhianat), kitman (menyembunyikan), dan baladah (bodoh).

Tentang bagaimana Muhammad dikenal sebagai sosok yang jujur sudah dimulai saat masih muda. Ketika berusia 25 tahun ia mulai berdagang. Muhammad selalu menyampaikan kepada pembelinya harga asli dari barang tersebut dan laba yang diperoleh.

Berkat kejujurannya, Mumamad dikenal sebagai orang yang dipercaya (amanah). Ada suatu peristiwa ketika Muhmmad berusia 35 tahun, penduduk Arab kala itu ingin mengadakan pembangunan Kak’bah. Arsiteknya bernama Baqum dari Romawi.

Awalnya berjalan lancar. Setiap kabilah mengumpulkan batu sesuai dengan jatah masing-masing. Masalah muncul ketika ingin meletakkan Hajar Aswad. Antar kelompok saling merebut. Karena Hajar Aswad adalah soal gengsi. 

Bani Abu Dzar telah mengeluarkan mangkuk berisi darah dan siap mati bersama Bani Adiy. Ketegangan berlangsung sekitar 4 sampai 5 hari. Hingga muncullah Abu Umayyah bin Al Mughirah al Makhzumi yang menawarkan suatu usul bahwa yang pertama memasuki masjid yang bisa meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya.

Saat itu, penduduk Mekkah mungetahui bahwa Muhammadlah orang pertama yang memasuki masjid. Kemudian semua kelompok sepakat untuk menunjuk Muhmmad meletakkan Hajar Aswad. Mahammad lalu mengambil serbannya. Meletakkan batu hitam tersebut ditengah-tengahnya, kemudian perwakilan kelompok tersebut memegangi ujung serban tersebut untuk memindahkan Hajar Aswad. Lalu saat sudah berada di Kak’bah, Muhmmad mengambil Hajar Aswad dan menempatkannya di tempat asalnya.

Ketika Muhammad berusia 40 tahun dan diangkat menjadi Rasulullah, beliau mendapatkan wahyu pertama di Gua Hira dalam kondisi yang mengigil. Beliau menyampaikan (tabligh) ke orang-orang sekitanya soal Iqra’ sebagai ayat pertama turun. 

Dari usia 40 tahun hingga 63 tahun saat wafat, butuh waktu 23 tahun kenabian, Muhammad mampu menyebarkan Islam secara luas. Berkali-kali berhasil memimpin peperangan, menaklukan Mekkah (Fathu Mekkah), hingga kini pengikutnya tersebar di seluruh dunia adalah bukti penting kecerdasan (fathonah). Muhammad mampu mengkonsolidasikan nilai dan ajaran hingga sampai bertahan 14 abad lamanya. Tidak heran Michael H. Hart meletakkan Muhammad sebagai orang paling berpengaruh di dunia. 

Pemilu dan Kesempatan Memilih

Timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa menilai sosok Presiden Indonesia mendekati sifat Rasulullah lalu kita memilihnya dalam Pemilu 2024 nanti? Kita akan bingung sejak dalam pikiran. Baik itu karena urusan teknis dan non teknis sekaligus.

Secara teknis, kita akan memilih pada suatu momentum 5 kotak suara sekaligus pada 14 Februari 2024 nanti. Mulai dari presiden dan wakil presiden, anggota dewan perwakilan rakyat dari pusat, provinsi hingga kabupaten/kota serta juga anggota dewan perwakilan daerah (DPD).  

Bagaimana kita mampu menyaring calon presiden sebagaimana karakter nabi bila tiap tikungan kita melihat baliho dan banner tentang citra diri dan janji manis yang terpasang beserta senyum manisnya.

Di sisi yang berbeda, bagaimana kita memilah yang benar-benar mencerminkan karakter Rasulullah bila hembusan berita bohong datang sebagaimana badai yang merusak dan mencederai akal sehat kita. 

Pengalaman tahun 2019, Kominfo menemukan 3.356 hoaks yang berkaitan dengan pemilu. Potensi tersebut semakin besar dalam Pemilu 2024. Pintu masuknya adalah media sosial lewat gawai penduduk Indonesia.  

Data Repoltal, pengguna media sosial tahun 2023 terjumlah 167 juta. Artinya sekitar 79,5 persen orang Indonesia. Angka ini akan diprediksi naik pada tahun 2026 menjadi 81,82 persen dari polulasi. 

Pada bulan Oktober pendaftaran presiden dan wakil presiden, dilanjutkan dengan kampanye pemilu pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Pasca penetapan calon presiden dan wakil presiden beserta dengan kampanye, disinilah kita akan benar-benar diuji sebagai bangsa Indonesia untuk menemukan pilihan pemimpin sebagaimana Rasulullah.

Setidaknya ada tiga gerakan yang bisa kita lakukan. Pertama, tazawaru bha’dhahum ba’dha (saling mengunjungi satu sama lain). Kita perlu mempererat silaturrahim antar keluarga, tetangga, teman kantor, dan orang-orang terdekat, hingga yang beda suku, agama, kelompok dan golongan agar kita semakin paham satu sama lainnya.

Kedua, tawashau bil haqqi watawashau bis shabri (saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran). Kita perlu untuk menguatkan antar sesama anak bangsa agar tidak mudah terprovokasi dalam Pemilu 2024.

Ketiga, taqorrub ilallah. Dengan jalan mendekat kepada Allah kita berharap pertolongan-Nya agar presiden Indonesia memiliki sifat dan karakter sebagaimana Rasulullah. 

Tiga pola gerakan tersebut adalah lelaku para terdahulu sesepuh kita dalam merawat kebhinekaan. Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad 1445 H.


Penulis adalah Alumni Pascasarjana UINSA dan Dosen IST Annuqayah

beras