Permata Ambyar

PERMATA AMBYAR

oleh : Bunda Swanti

Mengulik sejarah wong cilik
Mengais mimpi di trotoar jalan
Berbagi tawa dengan si fakir
Sejatinya hati pilu dirundung nestapa

Syair mengalun merdu dalam nada dendang
Mendayu rayu bagi para patah hati
Bait-bait sarat luka dan nestapa
Di tinggal pergi kekasih hati

Nada berbeda dari biasa
Klasik modern menyatu dalam satu tabuhan gendang
Lirik menyengat tangis pun luruh
Ada magis terhantar mengharu biru

Stasiun balapan bukti jika sang permata pernah ditinggal kekasih
Hingga Ambyar menjadi penutup lagu
Entah bagaimana harus digambarkan
Atas pergimu yang demikian mendadak

Kau memang telah berpulang wahai permata bangsa
Namun namamu tetap hidup
Di hati para pecinta
Di jiwa yang lagi patah
Selamat jalan mas Didi
Husnul khotimah dikau, jannah menunggumu.

Rokan Hilir, 11 Mei 2020

BIODATA PENULIS :
Bunda Swanti seorang guru di sekolah Taman Kanak Kanak, gemar menulis puisi.Antologi puisinya antara lain Ombak – Ombak Tepi, Rumah Seribu Jendela, Senandung Sajak, Malam Purnama di tepi Liwa, 999 Sehimpun Puisi Penyair Riau, dan Kunanti Di Kampar Kiri, Menggerus Luka Tanah Air dari Komunitas Sastra Nusantara, GURU Tentang Sebuah Buku Dan Rahasia Ilmu dalam Gerakan Akbar Seribu Guru Asean Menulis Puisi, A skyful of Rain antologi puisi Banjar baru, Antologi puisi untuk Lombok, Sekuntum Bunga Dunia Kontributor bubar puisi tema Perempuan, Antologi membaca Asap
Saat ini tinggal di Rokan Hilir.