Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PMII Jember Berharap Gus Yahya Menolak Tawaran Konsesi Pertambangan dari Pemerintah
Ketua PC PMII Jember M. Faqih Al-Haramain. (Dok. Foto: Istimewa)

PMII Jember Berharap Gus Yahya Menolak Tawaran Konsesi Pertambangan dari Pemerintah



Berita Baru, Jember – Terpilihnya Gus Yahya Cholil Staquf dalam muktamar NU ke- 34 menjadi harapan baru bagi masyarakat Nahdliyyin. Tak terkecuali Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember. Dalam salinan rilis pers yang diterima Beritabaru.co PMII Jember mengatakan terpilihnya Gus Yahya tepat di momentum menyambut satu abad Nahdlatul Ulama’ (NU).

Mereka menilai banyak harapan di pundak Gus Yahya. Lebih-lebih beliau membawa visi ‘Menghidupkan Gus Dur’. Hal tersebut selaras dengan beragam kondisi hari ini. PMII Jember juga menyoroti terkait tawaran Presiden Joko Widodo pada saat pembukaan Muktamar ke-34 di Lampung.

Tawaran konsesi di sektor pertambangan pada NU, bagi Jokowi, merupakan bentuk kemandirian ekonomi. Namun, PMII Jember mewanti-wani ketum PBNU terpilih untuk mempertimbangkan ulang tawaran tersebut secara matang.

“Sebab pertambangan acapkali menimbulkan konflik antara masyarakat dan pengusaha korporasi yang tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah,” ujar Ketua PC PMII Jember, M. Faqih Al-haramain dalam keterangan tertulis.

Mereka mendedahkan data konflik pertambangan dalam kurun waktu tahun 2020. Terdapat 45 konflik pertambangan dengan jenis perampasan lahan, perusakan dan pencemaran lingkungan serta kriminalisasi warga yang mencakup ratusan ribu hektar lahan.

Faqih melihat realita tersebut merupakan persoalan yang merugikan dan kerapkali Pemerintah maupun aparat tutup mata. Hal itu justru menuai konflik yang terjadi di akar rumput.

“Harapan kami Gus Yahya untuk mempertimbangkan ulang tawaran tersebut dengan kajian yang inklusif dan pemetaan yang jelas maupun kelengkapan instrumen yang dibutuhkan dalam sisi kelayakan maupun perizinan oleh Pemerintah,” katanya.

Ia mencontohkan problem pertambangan yang terjadi di Kabupaten Jember. “Seperti di Kecamatan Silo, Paseban, Puger, Gumukmas.” Padahal wilayah tersebut, kata Faqih, merupakan sektor pertanian yang telah mensejahterakan masyarakat.

“Kami kira pada ruang lingkup nasional hal tersebut juga banyak terjadi pada masyarakat yang lain,” Imbuhnya. Ia berharap NU secara organisasi perlu memperhatikan kondisi akar rumput apabila tawaran konsesi itu disodorkan.

Menghidupkan transformasi pemikiran Gus Dur, ia melanjutkan, perlu diiringi harakah dalam tindakan. Pasalnya, Gus Dur merupakan sosok yang selalu menjadi penyeimbang bagi pemerintah. Lebih-lebih ketika terdapat hal-hal yang tidak tepat.

Faqih menilai, hal itu sesuai dengan wajah NU. Pasalnya NU merupakan Organisasi Kemasyarakatan yang diidentik dengan masyarakat akar rumput. Menurutnta, NU mestinya menjadi jembatan penyeimbang.

“Seperti yg telah dilakukan Gus Dur terdahulu pada isu-isu sosial dan masyarakat terkhusus tantangan Nahdlatul Ulama’ hari ini menyoal isu lingkungan,” harapnya.

beras