Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Selain Abdul Somad, Tiga Orang Ini Juga Pernah Dilarang Masuk Singapura
Abdul Somad (Dok. Foto: Urbanasia.com)

Selain Abdul Somad, Tiga Orang Ini Juga Pernah Dilarang Masuk Singapura



Berita Baru, Jakarta – Kisah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang ditolak masuk ke Singapura atau dikenakan Not to Land Notice menjadi perhatian publik. Namun, ini bukan pertama kalinya negara itu menolak masuk tokoh agama karena dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan.

Singapura sebelumnya juga pernah menolak sejumlah tokoh agama, baik Islam dan Kristen. Pada 2017, Singapura menolak masuk tiga tokoh Islam. Salah satunya asal Amerika Serikat, Yusuf Estes. Mualaf tersebut ditolak masuk ke Negeri Singa pada 24 November 2017.

Dikutip dari The Straits Times, Yusuf Estes ditolak masuk ke Singapura karena telah menyatakan pandangan yang menurut pihak berwenang tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat multiras dan multiagama Singapura.

“Pandangan yang memecah belah seperti itu melahirkan praktik intoleransi dan eksklusivitas yang akan merusak keharmonisan sosial dan menyebabkan masyarakat tercerai-berai,” kata Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) kepada The Straits Times saat itu.

Estes dan istrinya Khadijah telah terbang ke Bandara Changi dari Kuala Lumpur untuk bergabung bersama lebih dari 1.000 penumpang. Mereka akan bersama-sama dalam pelayaran spiritual yang diselenggarakan oleh Islamic Cruise yang berbasis di Malaysia, yang meninggalkan Singapore Cruise Centre untuk Aceh di Indonesia pada Sabtu sebelumnya dan kembali pada Rabu.

Sebelum Yusuf Estes, dua ustaz dari negara lain yang berencana ikut menjadi pembicara di kapal pesiar yang sama, telah dilarang memasuki Singapura pada bulan Oktober. Keduanya yakni, WNA Zimbabwe, Ismail Menk dan Haslin Baharim asal Malaysia.

Ismail Menk dilarang masuk Singapura karena mengkhotbahkan ajaran segregasi dan memecah belah. Sementara Haslin Baharim Malaysia menggambarkan non-Muslim sebagai “menyimpang”.

MHA saat itu juga mengonfirmasi bahwa Ustaz Yusuf Estes ditolak masuk setelah pihaknya berkonsultasi dengan Dewan Agama Islam Singapura. Penyelenggara pelayaran tersebut juga telah meminta pandangan terkait Yusuf Estes.

MHA lalu menyebutkan, Estes dalam sebuah video pada 2012 mengatakan, bukan bagian dari Islam untuk merayakan hari libur orang lain atau mengucapkan “Selamat Natal” kepada orang Kristen dan “Selamat Hanukkah” kepada orang Yahudi. 

Selain itu, MHA menyebutkan, Estes juga pernah mempertanyakan dasar agama untuk Natal dalam sebuah artikel Desember dan menyarankan umat Islam untuk merayakan sesuatu yang bahkan orang Kristen tidak boleh lakukan. 

Estes yang berpindah agama dari Kristen ke Islam pada tahun 1991 juga disebut menyatakan pandangan tidak toleran terhadap non-Muslim.

“Pemerintah tidak akan mengizinkan pengkhotbah agama dari keyakinan apa pun untuk menjatuhkan agama lain atau menyebarkan niat buruk di antara berbagai komunitas agama,” kata MHA.

Estes yang ditolak masuk ke Singapura kemudian terbang kembali ke Malaysia bersama istrinya. Dia memposting video Facebook yang menyebutkan dia ditahan cukup lama.

Pasangan itu kemudian diterbangkan ke Aceh. Estes salat bersama penumpang kapal pesiar di Masjid Raya Baiturrahman pada Senin kemudian.

beras