Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Selenggarakan Tukar Tutur Sastra Ketiga, Hiski Pusat Kembali Dalami Topik dari Tradisi hingga Perlawanan Mitos

Selenggarakan Tukar Tutur Sastra Ketiga, Hiski Pusat Kembali Dalami Topik dari Tradisi hingga Perlawanan Mitos



Berita Baru, Jakarta – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia kembali gelar Tukar Tutur Sastra #3 bersama 3 (tiga) Ketua Komisariat HISKI, pada Sabtu, (16/03) melalui Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung di kanal Youtube Hiski dan juga Tribun Network.

Ketiganya adalah Imron Wakhid Harits, Ph.D. (Hiski Surabaya), Dr. Nanik Herawati, M.Hum. (Hiski Unwindha), dan Dr. Gabriel Fajar SA, M.Hum. (Hiksi Universitas Sanata Dharma)

Sebagai moderator, Dr. Endah Imawati, M.Pd membuka acara dan memperkenalkan para narasumber dan topik yang akan dibahas. Acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum 1 Hiski Pusat, Prof. Moh. Harun, M.Pd.

Harun mengatakan bahwa Tukar Tutur Sastra adalah model terbaru agenda silaturahim untuk peningkatan keaktifan antarhiski di seluruh Nusantara. Ia mengatakan, setiap Komisariat Hiski semuanya harus saling menyapa dan memberi contoh.

“Organisasi besar kita ini, yang saat ini dikomandoi Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum akan terus berkibar dan produktif melahirkan karya dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dicanangkan,” ujar Harun.

Harun menambahkan, selain sebagai ajang pertukaran pengetahuan, acara Tukar Tutur Sastra ini diharapkan dapat mendorong kawan-kawan di Hiski dan di luar Hiski untuk semakin mencintai kesusasteraan.

Selenggarakan Tukar Tutur Sastra Ketiga, Hiski Pusat Kembali Dalami Topik dari Tradisi hingga Perlawanan Mitos

Pembicara pertama, Imron Wakhid mempresentasikan materi berjudul “Tradisi Cerita Anak Nusantara: Tinjauan Transformasi Budaya”. Imron menjelaskan bahwa Sastra anak mempunyai dua fungsi, yakni sebagai identitas dan memahami keberagaman.

“Topik-topik umum dalam cerita anak yakni keluarga, sekolah, orang tua, persahabatan, imajinasi, kepercayaan, kedermawanan, perkembangan mental, kerja keras, keberanian, loyalitas, kesetiaan, dan masih banyak lainnya,” jelasnya.

Berlanjut ke pembicara kedua, Nanik Herawati, membawakan materi dengan judul “Ngidung Wengi ‘Rumekso Ing Wengi’: Tradisi Lisan Masyarakat Jawa”. Nanik mengatakan bahwa bagi masyarakat Jawa membangun atau ngidung dapat menjadi penetram jiwa.

“Kebiasaan bersenandung tembang-tembang Jawa, termasuk
tembang macapat merupakan adat istiadat yang dilakukan secara turun temurun,” terangnya.

Sementara itu, pembicara ketiga Gabriel Fajar menerangkan materi berjudul “Poskolonialitas Indonesia dalam Perspektif Realisme Tetralogi Pramoedya: Membaca Rumah Kaca”. Fajar mengatakan bahwa poskolonialitas model Pramoedya menjadi simbol perlawanan terhadap mitos.

“Mitos bahwa kematian dan kekalahan fisik adalah kekalahan dan ketidakberdayaan pihak terjajah dalam berkonfrontasi dengan pihak penjajah,” ujarnya.

Fajar melanjutkan bahwa ‘Minke’ telah membuktikan bahwa semangat perlawanan, berupa kecerdasan otak, adalah senjata utama untuk tetap bertahan dan membangun masa depan dan harapan.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif antara audiens dan narasumber dipandu oleh moderator. Sampai akhir acara, webinar ini diikuti oleh 125 peserta. Sebagai informasi, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Hiski dan Tribun Jatim.

Selenggarakan Tukar Tutur Sastra Ketiga, Hiski Pusat Kembali Dalami Topik dari Tradisi hingga Perlawanan Mitos

beras