Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tilik Kajoetangan: Membawa Nuansa Tradisional ke Kayutangan Heritage Street View

Tilik Kajoetangan: Membawa Nuansa Tradisional ke Kayutangan Heritage Street View



Berita Baru, Malang – Suatu event dengan konsep tradisional telah terjadi di Kayutangan Heritage Street View. Dalam dua hari event bernama “Tilik Kajoetangan” telah berhasil membawa kembali keajaiban tradisi ke Jl. Jenderal Basuki Rahmat, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. 

Dalam penyelenggaraan yang dipimpin oleh kelompok Sahitya, yang terdiri dari Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, dengan kliennya Tomboan Ngawonggo, event ini menjadi sebuah persembahan unik dengan konsep tradisional yang memanjakan lidah dengan berbagai jajanan dan minuman khas.

Selama dua hari yang berlangsung pada tanggal 17 dan 18 Juni 2023, Setiap orang yang terlibat dalam event ini, mulai dari panitia hingga peserta, tampil dengan penuh semangat mengenakan pakaian tradisional seperti jarik, menciptakan suasana yang memukau dan mengangkat semangat klasik yang mendalam.

Tidak hanya itu, para masyarakat yang berlalu lalang di Kayutangan Heritage Street View juga disuguhi dengan permainan suling yang memikat, mengalunkan melodi tradisional. Di tengah keramaian, suara merdu suling membangkitkan nostalgia akan masa lalu yang tak terlupakan. Suling, dengan keanggunannya, mampu membawa kita pada perjalanan melintasi waktu, menghubungkan kita dengan generasi-generasi terdahulu.

Namun, Tilik Kajoetangan tidak hanya memberikan pengalaman visual dan auditori yang luar biasa. Konsep unik dalam sistem pembayaran menggunakan konsep “asah, asih, asuh” telah memperkaya keterlibatan masyarakat. Para tamu diberikan kebebasan untuk mengambil jajanan dan minuman tradisional yang tersedia dengan memberikan kontribusi seikhlas hati mereka. Konsep ini membawa makna yang lebih dalam, mencerminkan semangat kebersamaan, kepedulian sosial, dan keikhlasan yang menjadi cerminan dari budaya Tomboan.

Di Tilik Kajoetangan, setiap langkah yang diambil menggambarkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konsep asah, asih, asuh.

Banyak pengunjung mengaku terkejut dengan adanya Konsep Asah Asih Asuh yang dibawa oleh Tomboan dan Tim Sahitya dari Desa Ngawonggo ke Kota. Dari beragam respon yang didapatkan, pengunjung yang didominasi bapak-bapak dan ibu-ibu itu memberikan apresiasi terhadap Tomboan sebagai wisata edukasi yang masih melestarikan budaya zaman dahulu, yang mana ini menjadi daya tarik tersendiri. 

Selain itu, bagaimana Tomboan juga berusaha untuk membantu mensejahterakan warga Desa Ngawonggo, Dusun Nanasan ini juga menjadi satu poin plus yang diperkenalkan juga kepada masyarakat luas. Semua jajanan yang tersedia pada kegiatan Tilik Kajoetangan ini adalah jajanan yang dibuat sendiri oleh warga Dusun Nanasan dengan bahan-bahan yang ada dari alam. Sehingga, dapat dilihat bahwa kehidupan di Tomboan Ngawonggo sangat seimbang dan berusaha memanfaatkan hasil alam dengan sebaik- baiknya.

Sistem pembayaran ini bertujuan untuk memupuk rasa solidaritas, menekankan bahwa semua orang diterima dengan tangan terbuka dan bahwa kemurahan hati dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk. Meski demikian, masih ada beberapa pengunjung yang merasa sungkan untuk mengambil jajanan, setelah mengetahui Konsep Asah Asih Asuh, namun tidak sedikit juga pengunjung yang berasal dari kalangan menengah kebawah merasa senang dengan adanya Konsep Asah Asih Asuh ini. Ketika hal itu terjadi, maka tujuan dari Asah Asih Asuh ini secara otomatis, dapat dikatakan berhasil, karena Tomboan Ngawonggo dan juga Tim Sahitya ini memang ingin membagikan cita rasa tradisional khas warga Dusun Nanasan kepada masyarakat dari kalangan manapun.

Tidak hanya sebagai perayaan tradisi, Tilik Kajoetangan juga bertujuan untuk memperkenalkan konsep asah, asih, asuh yang telah diterapkan di Tomboan kepada masyarakat luas. Event ini menjadi sebuah wadah bagi Sahitya, Tomboan Ngawonggo, dan seluruh individu yang terlibat untuk berbagi kekayaan budaya dan Mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dalam akan warisan tradisi yang ada di sekitar mereka. Terlihat juga bahwa banyak pengunjung yang salut dengan Tomboan, karena di tengah gempuran teknologi modern, Tomboan masih berdiri kokoh dan konsisten untuk mengenalkan dan melestarikan budaya tradisional Indonesia.

“Senang sekali rasanya bisa mengenalkan dan membawa Tomboan ke kota. Bisa dilihat tadi, banyak pengunjung yang antusias dan penasaran sama Tomboan, sama apa yang kita bawa. Senang juga bisa bertemu pengunjung yang memang sudah pernah mengunjungi Tomboan, jadi bisa nostalgia bersama”, ujar Diva Tsuraya selaku ketua pelaksana dari kegiatan Tilik Kajoetangan.

Tomboan Ngawonggo, sebagai klien yang bersemangat, menyampaikan ungkapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam kesuksesan Tilik Kajoetangan. Ia mengapresiasi kerja keras, semangat kolaborasi, dan dukungan dari masyarakat Malang yang telah ikut serta dalam event ini. Tidak hanya itu, banyak pihak terkait seperti Ketua RT Kayutangan, Linmas dan pihak keamanan setempat juga mendukung dan mengapresiasi kegiatan Tilik Kajoetangan ini, bahkan berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin.

beras