Khutbah Jumat Spesial 1 Abad NU: Ahlussunah wal Jamaah yang Sesungguhnya
Berita Baru, Surabaya – Masih hangatnya momen peringatan 1 abad NU patut kita ambil hikmahnya dan kita sebarkan kepada masyarakat di antaranya melalui khutbah Jumat berikut.
Khutbah Jumat merupakan salah satu media dakwah yang paling strategis untuk menyampaikan pesan-pesan keislaman kepada umat.
Mengutip dari laman resmi NU Online dengan judul artikel “Khutbah Jumat Jelang Peringatan 1 Abad NU: Representasi Ahlussunah wal Jamaah Sebenarnya”, berikut khutbah jumat spesial 1 abad NU.
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ مُكَوِّنِ الْأَكْوَانِ، الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَّأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، الْمُنَزَّهِ عَنِ الشَّكْلِ وَالْأَعْضَاءِ وَالْأَرْكَانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِصِدْقٍ وَإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنِ الْأَيْنِ وَالزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ الَّذِي كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
(النساء: 115)
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Mengawali khutbah Jumat singkat ini, marilah kita semua mengucap puja dan puji syukut kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita bisa melaksanakan kewajiban sholat Jumat dalam keadaan sehat dan sempat.
Sholawat serta salam semoga senantiasa mengalir deras kehadirat baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang telah mengangkat derajat manusia dengan dakwah Islam yang beliau sebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Baru saja telah kita laksanakan peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) Pada 7 Februari 2023 kemarin.
Dengan terlaksananya acara peringatan 100 tahun berdirinya NU tersebut semoga semakin meningkatkan keyakinan kita bahwa NU adalah organisasi Islam yang benar dan dirahmati Allah, aamiin.
Kita selaku umat Islam, diperintahkan untuk selalu mengikuti jalan dan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menetapi hal-hal yang telah disepakati oleh kaum muslimin.
Allah ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا (النساء: 115)
Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasulullah sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (ajaran yang disepakati oleh kaum muslimin), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS An-Nisa’: 115).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالْجمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ، فَمَنْ أَرَادَ بُـحْبُوْحَةَ الْجنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ)
Artinya, “Tetaplah kalian bergabung dengan Al-Jama’ah (mayoritas umat) dan jangan memisahkan diri, karena setan akan mudah mengganggu orang yang sendirian dan akan menjauh dari dua orang, maka barangsiapa menghendaki tempat lapang di surga, hendaklah bergabung dengan Al-Jama’ah”. (HR At-Tirmidzi dan lainnya).
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan bahwa umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan. 72 golongan berada di jalan yang salah dan masuk neraka, dan hanya satu yang benar dan masuk ke Surga-Nya Allah, yakni Al-Jamaah atau mayoritas umat.
Yang dimaksud Al-Jama’ah di sini adalah As-Sawadul A’zham, yakni mayoritas umat Nabi Muhammad.
Sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat hadits nabi:
كُلُّهُمْ في النَّارِ إلَّا السَّوَادَ الأعظَمَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُ)
Artinya: “… Semua golongan akan berada di neraka kecuali jumlah terbanyak di tengah-tengah ummat Muhammad.” (HR Al-Baihaqi dan lainnya).
Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah
Berdasarkan hadits tersebut, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa akan muncul perbedaan di tengah-tengah umatnya dan terpecah belah.
Di antara sekian golongan tersebut hanya satu yang selamat, yakni golongan yang selalu menjadi mayoritas di kalangan umat Islam.
Mayoritas umat Nabi Muhammad berada dalam petunjuk dan kebenaran dalam prinsip-prinsip keyakinan, meskipun terjadi perbedaan pendapat dalam berbagai masalah furu’ (fiqih).
Mayoritas umat Nabi Muhammad bersatu dan bersama-sama dalam hal bertauhid kepada Allah, menyucikan Allah dari segala keserupaan dengan sifat-sifat makhluknya.
Mayoritas umat Nabi Muhammad meyakini bahwa tidak ada sesuatu pun yang ada dan terjadi tanpa kehendak Allah subhanallahu wa taala.
Mayoritas umat Nabi Muhammad meyakini bahwa segala bentuk kebaikan dan dan keburukan adalah kehendak Allah dan takdir-Nya.
Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa Allah mengutus para Nabi untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak beriman. Nabi pertama adalah Nabi Adam As dan nabi terakhir adalah Nabi Muhammad Saw.
Mayoritas umat Nabi Muhammad mengimani bahwa surga dan neraka adalah makhluk Allah dan telah Allah ciptakan untuk dijadikan tempat kehidupan terakhir dan abadi bagi umat manusia.
Mayoritas umat Muhammad mengakui adanya hari akhir, dikumpulkannya setiap hamba di padang mahsyar, adanya hisab, adanya siksa dan segala hal yang tsabit dan dipastikan sebagai bagian dari syari’at.
Tidak ada golongan yang menyimpang dari keyakinan-keyakinan tersebut, golongan yang menyempal. Mereka ini sedikit sekali jumlahnya, jika dibandingkan dengan mayoritas umat Nabi Muhammad.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Pada akhir abad ketiga, Allah ta’ala membangkitkan dua orang ulama besar. Yaitu Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi yang keduanya berjuang di jalan Allah untuk melawan golongan-golongan meyempal yang jumlahnya semakin banyak.
Berkat kedua ulama besar golongan-golongan sempalan tersebut menyusut dan terkalahkan. Karena inilah, Ahlussunnah kemudian dinisbatkan kepada keduanya, yang kemudian dikenal dengan nama Asy’ariyah dan Maturidiyah.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Mengenai kebenaran akidah Asy’ariyah yang merupakan Ahlussunnah wal Jama’ah, Allah ta’ala berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍۢ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍۢ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ (المائدة: 54)
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (QS Al-Ma’idah: 54).
Sedangkan kebenaran akidah Maturidiyah terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Hakim dengan sanad shahih bahwa Nabi bersabda:
لَتُفْتَحَنَّ القُسْطَنْطِينيَّةُ ولَنِعْمَ الْأمِيْرُ أَمِيْرُهَا وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذٰلِكَ الْجَيْشُ (رواه أحمد والحاكم)
Artinya, “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan, maka (di antara) sebaik-baik pemimpin adalah penakluk Konstantinopel dan (di antara) sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR Ahmad dan Al-Hakim).
Sejarah mencatat bahwa Konstantinopel ditaklukkan oleh Sultan Muhammd Al-Fatih, yakni 800 tahun setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sultan Muhammad Al-Fatih adalah seorang sultan yang berakidah Maturidiyah yang behasil menaklukkan kota yang saat ini bernama Istambul yang berada di negara Turki.
Dalil-dalil di atas sudah cukup membuktikan bahwa Asy’ariyah dan Maturidiyah berada dalam kebenaran.
Selain itu, ratusan juta kaum muslimin di berbagai penjuru dunia mengikuti akidah dua imam besar tersebut yang merupakan akidah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam Bab II, Pasal 5 Anggaran Dasar NU ditegaskan, Nahdlatul Ulama beraqidah Islam menurut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi.
Dalam bidang fiqh mengikuti salah satu dari 4 (empat) madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali, dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam Al-Junaid Al-Bagdadi dan Imam Abu Hamid Al-Ghazali.
Berdasarkan penjelasan tersebut, sangatlah jelas bahwa NU adalah salah satu kelompok yang benar karena secara akidah, NU mengikuti mazhab Asy’ari dan Maturidi sebagaimana jalan yang ditempuh oleh mayoritas umat dari masa ke masa.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan semakin memperkokoh keaswajaan kita dan kecintaan kita kepada NU. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Demikianlah khutbah Jumat spesial 1 Abad NU sebagai ahlussunah wal jamaah yang sesungguhnya. Semoga bermanfaat.