Berpuasa Bagi Ibu Hamil, Begini Kata Dokter Unair
Berita Baru, Surabaya – Bulan Ramadan menjadi momentum yang ditunggu banyak muslim di seluruh dunia. Termasuk bagi ibu hamil. Meskipun tak wajib, banyak ibu hamil yang tak ingin ketinggalan menikmati indahnya Puasa Ramadan.
Lantas bagaimana kesehatan ibu dan janin saat menjalani puasa?
Dokter spesialis kandungan asal Universitas Airlangga, dr Budi Prasetyo mengatakan, berpuasa saat hamil merupakan hal yang umumnya aman. Pada prinsipnya, kata dia, selama tidak ada kondisi medis yang membahayakan seperti pre-eklamsia atau tekanan darah tinggi, puasa selama hamil masih memungkinkan.
Meski begitu, dia tetap menghimbau ibu hamil yang berpuasa untuk tetap memperhatikan asupan cairan dan nutrisi. “Cairan masuk harus cukup yakni sekitar 1,5-2 liter per hari, harus ada nutrisi yang cukup, baik karbohidrat, dan serta vitamin,” ungkap dia seperti dilansir dalam laman Unair, Kamis (07/04/2022).
Ibu hamil yang menjalani puasa, Budi menyarankan, ada baiknya menghindari asupan yang terlalu manis, karena dapat menyebabkan kadar glukosa darah yang naik secara drastis. Bagi ibu yang memiliki usia kandungan yang masih pada tahap tiga bulan awal, harus mempertimbangkan Emesis gravidarum atau mual muntah berlebih akibat kehamilan.
“Karena terkadang masih sering terjadi emphasis pada tahap itu, maka harus dipertimbangkan bila tidak memungkinkan untuk berpuasa,” ujarnya. Ia menjelaskan, dengan evaluasi kondisi medis yang mungkin dimiliki, maka ibu hamil dapat menghindari permasalahan yang mungkin terjadi, termasuk pertimbangan untuk melakukan puasa.
Saat melakukan kontrol dengan dokter kandungan, ibu hamil yang berpuasa harus memperhatikan perkembangan serta gerak janin. Pengajar Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial ini mengatakan, selama masih ada perkembangan, dan gerak janin yang dinyatakan baik, maka ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa.
Mengenai olahraga yang diperbolehkan bagi ibu hamil, tambah dia, aktivitas harus tetap disesuaikan meskipun tidak sedang berpuasa.
“Jadi jangan terlalu berat, jangan memforsir tenaga, jangan sampai ngos-ngosan. Bila berolahraga, sedikit peningkatan denyut jantung sudah cukup,” tukas dia.