Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

HWDI Bersama Sahwahita Usai Adakan Sosialisasi Volunteer
Sesi Sharing bersama Siska Budianti dan Sahabat HWDI. (Dok Foto: Istimewa)

HWDI Bersama Sahwahita Usai Adakan Sosialisasi Volunteer



Berita Baru, Malang – Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) bersama dengan Sahwahita telah menyelenggarakan acara Sosialisasi dengan Volunteer Sahabat HWDI, pada Minggu (11/6/2023) di Malang Creative Centre.

Sosialisasi Volunteer ini pembahasan terkait dengan perspektif pada disabilitas dan etika berkomunikasi dengan disabilitas.

Sahwahita memulai langkahnya dengan bersinergi HWDI Malang, untuk mewujudkan nilai-nilai refleksi sosial terkait isu komunikasi yang baik dan mengenai Hak dalam mendapatkan kelayakan yang selaras ditengah-tengah perbedaan dan kekurangan setiap makhluknya.

Bersamaan adanya Sosialisasi Volunteer Sahabat HWDI, kelompok Sahwahita yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM ini memiliki harapan besar terkait penyelenggaraan event SID.I.S.A.B.I.L.I.T.A.S (Sharing Inspirational “Dukung Inklusi, Sosialisasi, dan Apresiasi Bagi Individu Luar Biasa Tanpa Batas”), yang akan diselenggarakan pada momen car free day di awal bulan Juli.

HWDI dengan Sahwahita ini ingin menjadikan event tersebut mempunyai nilai edukasi dan kampanye dengan tema yang dibawakan, “Keberagaman adalah kekayaan dan keterbatasan bukanlah sebuah halangan”.

Dari sinilah kita harapkan bisa menjadikan sarana refleksi untuk masyarakat umum dalam berkomunikasi terhadap penyandang disabilitas, sebagai wujud atas adanya Hak Asasi Manusia (HAM).

Denisa Maharani ketua pelaksana event yang akan menyelenggarakan, memiliki pandangan terkait pembuatan event mengapa menggandeng masyarakat penyandang disabilitas yang dinaungi oleh HWDI.

“Besar harapan kita mengenai event ini berupaya dapat membantu mensosialisasikan terkait nilai-nilai sosial sebagai sarana refleksi diri atas keberagaman dan keterbatasan bukanlah halangan untuk saling bersinergi,” ujar Denisa pada acara sosialisasi volunteer Sahabat HWDI.

Bukan hanya itu saja teman-teman dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi juga membantu HWDI terkait administrasi, sosial media, dan sinergitas dalam penyuluhan pada masyarakat umum mengenai komunikasi yang baik atas perbedaan terhadap teman-teman penyandang disabilitas.

Dalam momen Sosialisasi Volunteer itu memiliki tujuan untuk sebagai sarana refleksi diri mengenai kesadaran dan pemahaman terkait dengan isu-isu sosial terutama dengan teman-teman penyandang disabilitas.

Sosialisasi Volunteer, Sahabat HWDI juga sebagai salah satu agenda persiapan yang akan dilakukan volunteer mengenai event yang akan diselenggarakan nantinya.

Di dalam rangkaian sosialisasi ini terdapat rangkaian penyadaran peserta terkait dengan pandangan yang dihadapi oleh perspektif dari teman-teman penyandang disabilitas yang beragam, serta mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh individu dengan disabilitas. 

Bukan hanya itu saja di dalam sosialisasi volunteer ini terdapat materi yang disampaikan meliputi informasi tentang jenis-jenis disabilitas, aksesibilitas, hak-hak disabilitas, dan bagaimana membangun hubungan yang inklusif dengan mereka.

Penyadaran terkait pentingnya didalam memahami dan mengakui hak-hak individu dengan disabilitas, termasuk hak untuk kesetaraan, inklusi, partisipasi penuh, dan aksesibilitas.

Dalam perspektif ini, disabilitas bukanlah sesuatu yang harus disembuhkan atau dihilangkan, tetapi merupakan bagian yang melekat pada keberagaman manusia.

Dari sini kita dapat melihat HAM ini ada karena adanya hak yang harus dijaga dan terpenuhi.

Pembina HWDI Malang mengungkapkan terkait pandangan masyarakat non penyandang disabilitas terhadap teman-teman disabilitas ini banyak yang salah artian.

“Banyak itu orang-orang menganggap disabilitas ini dengan istilah (CACAT) padahal kami bukan cacat, karena cacat adalah pengertian barang yang sudah tidak bisa terpakai, sedangkan kami adalah makhluk hidup atau manusia yang hanya memiliki sedikit kekurangan yang terbatas ruang geraknya,” ujar Siswinarsih.

Dari paradigma yang salah ini membuat teman-teman penyandang disabilitas cukup menyakitkan terkait sebutan cacat. Padahal mereka para penyandang disabilitas ini memiliki banyak kelebihan dari sisi lainnya.

Selain itu, perspektif disabilitas juga mengajarkan bahwa semua orang memiliki keberagaman dalam kemampuan, keterampilan, dan kebutuhan. Dengan menerima perspektif ini, masyarakat dapat melihat individu dengan disabilitas sebagai anggota yang berharga dan setara dalam masyarakat, serta membangun lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua orang.

Etika komunikasi ini sangatlah penting, di antaranya ketika berkomunikasi dengan penyandang disabilitas karena akan melibatkan pendekatan yang begitu sensitif, hormat, dan inklusif dalam berinteraksi dalam komunikasi terhadap individu yang mempunyai kebutuhan yang berbagai jenis.

Siska Budianti selaku wakil HWDI Malang menyampaikan contoh terkait adanya komunikasi dengan teman-teman penyandang disabilitas.

“Ketika menolong tuna netra, alangkah baiknya kan kita memegang orangnya dan memberi tahu arah melalui arah jarum jam, kalau mereka bilang (disana, disana) mereka mana tau disana itu dimana,” ujar Siska.

Salah satu fokus utama sosialisasi ini adalah etika berkomunikasi dengan disabilitas. Peserta diberikan panduan praktis tentang cara berkomunikasi secara efektif dengan individu yang memiliki berbagai macam disabilitas.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang cara berkomunikasi yang sensitif dan inklusif, diharapkan para peserta dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan berdaya bagi orang-orang dengan disabilitas.

Etika berkomunikasi dengan disabilitas didasarkan pada prinsip kesetaraan, hormat, dan inklusi. Dengan menghormati dan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu dengan disabilitas, kita dapat membangun interaksi yang saling menghargai dan inklusif.

Dengan adanya kolaborasi pada satu event antara Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM dengan HWDI ini memiliki tujuan untuk memberikan refleksi akan perbedaan dan keterbatasan tidak menghalangi sebuah sinergitas yang cukup baik.

Denisa Maharani selaku Ketua Pelaksana event dan juga merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM semester 6 ini memiliki pendapat terkait penyelenggaran event nantinya bersamaan dengan teman-teman penyandang disabilitas.

“Kekurangan bukan suatu hambatan, dan dari sini maka kita akan bersama-sama mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi keseluruhan untuk mendapatkan hak yang sama,” ujar Denisa.

Di dalam event inilah HWDI dengan Sahwahita akan mempersembahkan karya dan bakat yang beragam, dimana talenta yang dipunyai oleh anggota HWDI Malang.

Tidak hanya itu saja event ini juga sekaligus ajang dari kampanye mengedukasi pada masyarakat non disabilitas melalui rancangan event SID.I.S.A.B.I.L.I.T.A.S. Pihaknya ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang sama dengan non disabilitas.

Melalui program sosialisasi volunteer ini, kita dari HWDI dengan Sahwahita berharap dapat mempersiapkan para relawan untuk ikut andil dan mengambil peran untuk menjadi sahabat dan pendukung bagi individu dengan disabilitas.

Mereka percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil bagi semua.

Dalam sosialisasi ini ditutup dengan pembagian job desk volunteer yang diantaranya adalah, Administrasi, Konten Planner, Designer grafis dan akomodasi. Tidak lupa dengan tanda tangan Kontrak yang sesuai dengan perjanjian awal selama 1 Periode dimulai dari sosialisasi ini.

beras