Rumah Kebangsaan Jatim Gelar Talkshow Bahas Arah Baru Gerakan NU di Abad Kedua
Berita Baru, Surabaya – Rumah Kebangsaan Jawa Timur Gelar Talkshow membahas bahas arah Baru Gerakan NU di Abad Kedua pada Sabtu, (11/01/2023).
Talkshow yang bertema “Membaca Perjuangan NU di Abad Kedua” ini mengundang 3 narasumber yaitu Ketua GMNU Jawa Timur Alfin Ramadhani Maulana, Ansoruna PW GP Ansor Jawa Timur M. Mas’ud, dan Koordinator BEM PTNU Jawa Timur Achmad Najib ad Daroin serta dipandu oleh Yusi Putri LM.
Najib menyampaikan poin penting yang harus dilakukan NU pascasatu abad adalah untuk kembali pada basis gerakannya.
“Jadi penting untuk NU mulai untuk kembali pada basisnya. fokus NU harusnya memang kembali pada tataran pembentukan karakteristik masyarakat mulai dari pendidikan, sosial politik ekonomi dll,” ungkap Najib.
Saat ini, menurut Najib, BEM PTNU masih fokus pada soal konsolidasi gerakan mahasiswa nahdliyin untuk membahas isu-isu terkini. Pihaknya juga melakukan kajian-kajian progresif untuk memberikan kesadaran bersama bahwa NU mempunyai potensi yang besar. Hadirnya BEM PTNU ini diharapkannya dapat menyamakan persepsi mahasiswa nahdliyin dari berbagai kampus.
“Terakhir, kita telah melakukan musyawarah wilayah yang diikuti oleh 60 kampus untuk membahas isu-isu ekonomi, demokrasi dan lain sebagainya,” katanya.
Najib juga mengatakan bahwa ia masih melakukan proses pengenalan kembali PTNU setelah vakum 3 tahun terakhir kepada masyarakat dan stakeholder.
Ia juga mengatakan melakukan komunikasi intens di berbagai daerah hingga melakukan berbagai kerja sama melakukan musyawarah wilayah dengan lembaga pendidikan NU seperti LBM NU dan LP Ma’arif NU.
Menyambung pernyataan Najib, Mas’ud pun menyampaikan bahwa Ansoruna sebagai pendamping pengusaha warga nahdliyin bertujuan untuk mencetak pengusaha-pengusaha nahdliyin baru yang dapat menguasai pasar digital.
“Kami juga telah melakukan pelatihan-pelatihan dari pelatihan digital, trik jitu untuk pengusaha dan lain-lain. Kita berusaha untuk mendampingi teman-teman, sehingga usaha yang dihasilkan benar-benar bisa maksimal,” katanya.
Mas’ud mengatakan, bahwa banyak masyarakat nahdliyin yang memulai usahanya tetapi masih belum bisa memaksimalkan pemasaran.
“Banyak sekali teman-teman sahabat kita yang ketika buka usaha kemudian menciptakan sebuah kreasi usaha produk itu gagal di tengah jalan itu karena pasarnya yang belum signifikan,” ungkapnya.
Mas’ud mengatakan bahwa Ansoruna ke depan akan mendampingi dengan membuat platform online shop yang sekiranya dapat mewadahi nahdliyin yang telah memiliki produk yang bagus sehingga hasilnya memuaskan.
Saat ini, Ansoruna telah melakukan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mendistribusikan produk para pengusaha NU di setiap daerah.
“Di Jawa Timur sudah ada sekitar 1.200-an (UMKM), cuman yang aktif sekitar 700-an karna pandemi kemarin,” ungkapnya.
Sedangkan, Alfin megungkapkan arah gerak GMNU Jatim setelah NU abad pertama. Meski kepengurusannya belum menerima SK, GMNU Jatim kini telah menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat nahdliyin.
“Karena untuk kegiatan GMNU Jatim ini memang untuk SK sendiri baru kemarin turun. tentu program-program apa yang akan dibawa oleh GMNU Jatim ini kedepannya saya berharap dapat berdampak untuk masyarakat,” katanya.
Pada abad kedua NU, Alfin mengungkapkan, tujuan GMNU dapat peka terhadap isu-isu kerakyatan terutama pada sektor ekonomi.
“Salah satu tujuan saya yang akan saya bawa terhadap GMNU Jatim ini peka terhadap isu-isu kerakyatan terutama ekonomi,” ungkapnya.
Sebelumnya, GMNU Jatim telah melakukan gerakan pencegahan hoax dan propaganda, gerakan gerakan digital juga telah massif dilakukan. GMNU juga melakukan gerakan kajian ilmu sesuai sanad ahlu sunnah waljamaah dengan memfiltrasi konten-kontennya di media sosial.
Sementara itu, Alfin mengatakan bahwa isu yang penting untuk dibahas jelang tahun politik adalah munculnya kader-kader NU baru yang perlu menjadi perhatian.
“Sebenernya itu tidak jadi masalah bagi kami karna NU umumnya begitu, tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimana orang yang tidak pernah berkontribusi sedikitpun kepada NU, membawa nama NU, dan tidak memberikan apapun terhadap NU, itu yang harus dicatat,” ungkapnya.
Ia berharap, NU tidak hanya digunakan kepentingan politik saja dan tidak memberi kontribusi pada nahdliyin dan NU.
Diskusi yang dilakukan selama 51 menit ini dapat Anda saksikan secara lengkap melalui kanal Youtube Rumah Kebangsaan Jawa Timur.