Soal Kasus Mardani Maming, Wakil Ketua PWNU Jatim: Ketum dan Sekjen PBNU Bertindak Angkuh dan Ceroboh
Berita Baru, Surabaya – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib menyesalkan sikap KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya selaku Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam merespon kasus yang menyeret Mardani H Maming.
Seperti yang diketahui, Bendahara Umum PBNU tersebut terjerat kasus suap dan gratifikasi pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil konfirmasi dari tim Beritabaru.co terhadap berita yang beredar, Gus Salam merasa heran dengan sikap yang diambil oleh Ketua Umum beserta Sekjen PBNU tersebut.
“Ketika Bendahara Umum PBNU (Mardani Maming_red) yang terbukti bermasalah secara hukum, merusak citra organisasi juga menurunkan marwah Jamiyyah, sama sekali tidak ada upaya untuk menertibkannya. Setidaknya menonaktifkan sampai masalah (hukum) selesai,” tegas Gus Salam.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang tersebut menilai adanya ketimpangan terhadap sikap yang diambil oleh Gus Yahya.
Hal tersebut berkaitan dengan sikap Gus Yahya terhadap Ahmad Samsul Rizal, Katib Demisioner Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang.
“Atas tuduhan yang diterima oleh Cak Rizal, Ketum PBNU langsung mencoretnya dari Instruktur Nasional Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU),” jelas Gus Salam.
Ia menambahkan, bahwasanya tuduhan yang diberikan menurutnya tendensius dan subyektif tanpa adanya bukti dan terlalu banyak asumsi. Informasi yang diperoleh hanya bersumber dari anak buahnya secara sepihak.
Gus Salam mengaku belum pernah melihat kontribusi dan khidmah Maming untuk Nahdlatul Ulama jika dibandingkan dengan Cak Rizal yang telah berkhidmah puluhan tahun, baik saat berada di PCNU Jombang, PWNU Jawa Timur, maupun ketika telah menjadi Instruktur PKPNU.
Berdasarkan hal tersebut, Gus Salam menyimpulkan, Ketua Umum PBNU dan Sekjen bertindak angkuh dan ceroboh.
“Saya khawatir ini memang gaya kepemimpinan seorang penjilat yang mengabdi kepada penguasa dan orang-orang berduit, tapi tindakannya otoriter dan semaunya saja kepada pengurus yang berada di level bawahnya.”
“Semoga mereka yang berada di PBNU tidak menjadi buta dan tuli hanya karena kekuasaan,” tegas Gus Salam.