Warga Miliarder Tuban Menyesal setelah Jual Lahan ke Kilang Minyak
Berita Baru, Tuban – Belakangan ini viral kasus warga kampung Miliarder di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Pasalnya, mereka mengaku menyesal karena sudah menjual lahannya ke Pertamina.
Hal itu karena keberadaan kilang minyak grass root refinery (GRR) milik perusahaan pelat merah itu dianggap tidak memberi manfaat kepada warga sekitar.
Sejumlah warga mengeluh tidak bisa bekerja di tempat kilang minyak, sekalipun menjadi buruh kasar atau satpam. Alasannya, batasan usia. Padahal, saat pembenasan lahan mereka mengaku dijanjikan bisa bekerja di sana tanpa persyaratan usia.
Janji itu pula yang membuat mereka luluh dan menjual sawahnya untuk pembangunan kilang minyak. Mereka mengaku bersedia menjual karena punya mimpi bisa bekerja di tempat kilang minyak yang baru.
Tetapi semua mimpi itu pupus. Karena itu, Senin kemarin mereka menggelar unjuk rasa ke GRR Tuban tersebut. Mereka menuntut agar Pertamina memenuhi janjinya, merekrut warga desa.
Tuntutan itu disampaikan karena mereka menganggur. Sebab, lahan sawah yang menjadi satu-satunya mata pencaharian telah habis dijual untuk pembangunan kilang minyak.
“Kami semua sedih karna tidak punya pekerjaan lagi. Uang hasil jual sawah dan rumah juga sudah habis untuk bangun rumah baru dan makan,” kata salah seorang warga Musanam, di lansir dari Jatim.Inews.id kemarin Selasa (25/1/2022).
Musanam mengatakan saat ini dia hanya bekerja mencari rumput untuk tiga ekor sapi yang tersisa. Sementara tiga ekor sapi lainnya sudah terjual untuk kebutuhan sehari-hari. “Awalnya punya enam, sekarang tinggal tiga, karena yang lain dijual untuk makan,” katanya.
Karena itu, dia mengaku menyesal menjual sawah dan rumahnya. Sebab, dulu dia setiap hari bisa mengunjungi sawah untuk bercocok tanam. “Dulu sawahnya luasnya 133 meter persegi. Dibeli Rp1 juta per meter. Tapi sekarang uangnya habis untuk bangun rumah baru dan makan,” katanya.
Dia berharap Pertamina memenuhi janjinya mempekerjakan warga sekitar di tempat kilang minyak. Sebab, saat ini mayoritas warga tidak bekerja karena kehilangan mata pencaharian. “Ini semua menganggur, anak saya sudah daftar tapi yaa nggak masuk kerja ke Pertamina. Harunya ada pekerjaan di pertamina,” katanya.