Begini Cara Pemkab Lumajang Atasi Stunting
Berita Baru, Lumajang – Angka stunting di Kabupaten Lumajang tahun 2023 masih cukup tinggi. Menurut hasil survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) prevelensi stunting di Kabupaten Lumajang sebesar 23 persen.
Angka itu, tidak mengalami perubahan sejak tahun 2022. Padahal, tahun 2021, prevelensi stunting di Lumajang sempat mengalami penurunan signifikan dari 30,1 persen di tahun 2021, tahun berikutnya menjadi 23,8 persen.
Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menyiapkan berbagai cara untuk menurunkan angka stunting.
Sebab, angka stunting Lumajang masih jauh dari yang diharapkan Presiden Joko Widodo yang menginginkan rata-rata angka stunting berada di angka 14 persen.
Penjabat (PJ) Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang memiliki bayi stunting. Hasilnya, ada 13 desa di Lumajang teridentifikasi memiliki bayi stunting.
“Awal kita lakukan pendataan. Sekarang kita sudah punya nama dan alamatnya yang itu tersebar di 13 desa di Lumajang,” kata Yuyun.
Usai pendataan, kata Yuyun, pihaknya akan melakukan pembagian wilayah untuk melakukan penanganan berupa droping bantuan berupa makanan tambahan.
Nantinya, 13 desa itu akan dibagi 3 wilayah. Pertama, bantuan akan dicover oleh dana pemerintah pusat. Kedua, bantuan akan dianggarkan melalui anggaran pemerintah daerah dan terakhir akan dicarikan dana CSR untuk membantu menurunkan angka stunting.
Menurut Indah, saat ini baru Bank Jatim yang bersedia menyiapkan 1.000 makanan tambahan selama 2 bulan untuk ibu hamil dan bayi.
Kedepan, pihaknya akan menggaet beberapa perusahaan BUMN yang ada di Lumajang untuk turut serta membantu menangani permasalahan stunting di Lumajang.
“Memang ini perlu koordinasi lintas sektor, jadi nanti ada dari pusat, daerah, dan bantuan CSR, insyaallah tahun depan angka stunting kita sudah mengalami penurunan signifikan,” tutupnya.