Berbuka Puasa Sesuai Syariat Islam
Kolom – Diberikan kesempatan untuk melaksanakan puasa Ramadhan adalah di antara nikmat yang harus disyukuri. Tradisi buka puasa bersama juga baik, asal mengikuti aturan yang ditentukan syariat.
Buka puasa pertama sudah dilakukan saat adzan magrib. Dan dari pengalaman hari pertama berbuka puasa, ada baiknya diperhatikan ketentuan berikut. Agar ibadah buka puasa Ramadhan dapat semakin bernilai ibadah.
Dalam beberapa hadits dan keterangan kitab ulama disebutkan tata cara berbuka puasa, di antaranya membaca doa berbuka puasa dilakukan setelah berbuka puasa (‘aqib al-ifthâr).
Berikut tata cara berbuka puasa sesuai tuntunan syariat:
1. Menyegerakan berbuka (ta‘jîl al-fithr) bila telah yakin masuknya waktu berbuka puasa (waktu maghrib).
2. Berbuka terlebih dahulu sebelum shalat maghrib.
3. Sebelum berbuka puasa, terlebih dahulu diawali dengan membaca basmalah, yakni Bismillâhir rahmânir rahîm secara lengkap atau secara singkat bismillâh, karena merupakan perbuatan yang baik.
Apabila lupa membaca basmalah sebelum makan, maka ketika ingat membaca bismillâhi awwalahu wa âkhirahu (Dengan Nama Allah sejak awal dan akhir makan/minum).
4. Makan kurma, disunahkan ganjil 3 (tiga) butir atau lebih (misalnya 5 butir), terutama kurma basah (ruthab). Bila tidak ada kurma basah, maka dengan kurma kering (tamr).
5. Jika tidak ada kurma basah atau kurma kering, maka disunnahkan berbuka dengan minum air, terutama air Zam-zam sebanyak 3 (tiga) tegukan.
6. Jika tidak ada air Zam-zam, maka berbuka dengan air (berasal) dari Sungai Nil. Jika tidak ada air Zam-zam dan air (berasal) dari Sungai Nil, maka minum air biasa, air mineral atau air kemasan –selain Zam-zam atau air bersumber dari Sungai Nil.
Hal ini berdasarkan urutan keutamaan air yang dikemukakan oleh para ulama sebagaimana disebutkan dalam nazham oleh Imam At-Tâj As-Subkî. Urutan air yang utama: pertama, air yang memancar dari jari jemari Nabi SAW; kedua, air Zam-zam; ketiga, air telaga Kautsar; keempat, air sungai Nil; kelima, air dari sungai-sungai lainnya.
7. Jika tidak ada air minum, disunahkan berbuka dengan sesuatu yang manis atau manisan.
8. Disunnahkan membaca doa berbuka puasa (du’â’ al-ifthâr), dengan mengangkat kedua belah telapak tangan ke atas, berupa doa ma’tsûr (doa yang diajarkan oleh Nabi SAW), atau rangkaian doa yang disusun oleh para ulama dari doa-doa dalam hadits tersebut.
Berikut ini beberapa doa dari hadits Nabi SAW yang dirangkai oleh para ulama, dalam berbagai kitab Al-Fiqh ‘alâ al-Madzâhib al-Arba‘ah (Juz I: 464), Nihâyat az-Zain (halaman 194), Hâsyiyat I’ânat ath-Thalibîn (Juz II: 247), Al-Bujairamî ‘alâ al-Khathîb (Juz III: 121), dan Al-Fiqh al-Islâmî wa-Adillatuh (2009, Juz II: 632):
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ، إِنْ شَاۧءَ اللّٰهُ تَعَالَى، يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ، اِغْفِرْ لِيْ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الّذِيْ أَعَانَانِيْ (هَدَانِيْ) فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ.
Artinya: Ya Allah bagiMulah aku berpuasa, atas rizki-Mulah aku berbuka, padaMulah aku beriman, kepadaMulah aku bertawakkal (berserah diri). Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan semoga tetaplah pahala –puasa, insya Allah Taala. Duhai Yang Maha Luas Anugerah-Nya, berikanlah ampunan bagiku. Segala puji bagi Allah Yang telah menolongku (memberikan petunjuk) sehingga aku berpuasa, dan yang telah memberikan rizki kepadaku sehingga aku bisa berbuka.
9. Makan dan minum secukupnya, tidak berlebih-lebihan atau bermewah-mewahan (isrâf) apalagi mengakibatkan kekenyangan, serta agar tidak menyisakan makanan dan minuman yang menimbulkan tabdzîr (mubadzir). Hal ini berdasarkan surat Al-A‘râf (7): 31, dan Surat al-Isrâ’ (17): 26-27. 10.
10. Setelah selesai (tuntas) makan dan minum, kemudian membaca doa, sebagaimana tersebut dalam kitab Shâhîh al-Bukhârî dan Riyâdh al-Shâlihîn, berikut:
اَلْحَمْدُ للِهِٰ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ، وَلَا مُوَدَّعٍ، وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا.
Artinya: Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik (murni terhindar dari riyâ’ dan sum‘ah) nan berkah (berkembang, terus menerus tidak terputus), yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami. (HR. al-Bukhârî dari Abû Umâmah r.a.).
Atau membaca doa yang diajarkan oleh Nabi SAW sebagaimana tersebut dalam Sunan Abû Dâwud dan Sunan at-Tirmidzî berikut:
اَلْحَمْدُ للِهِٰ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هٰذَا، وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ.
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan ini kepadaku, dan telah memberikannya rizki kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku.
Faedah membaca doa ini disebutkan dalam Hadits Hasan riwayat Abû Dâwud dan al-Tirmidzî dari Mu‘âdz bin Anas RA dari bapaknya, bahwa orang yang membaca doa ini akan diampuni dosa-dosanya yang lampau. (‘Aun al-Ma‘bûd ‘Alâ Sunan Abî Dâwud (Aman: Bait al-Afkâr al-Dauliyyah, t.t., halaman: 1726).
11. Tata cara berbuka puasa dan berdoa di atas apabila berbuka puasa dengan makanan atau minuman dari hidangan sendiri (di rumah sendiri). Adapun apabila berbuka puasa di tempat orang lain, maka sebelum berbuka puasa (qablal ifthâr) terlebih dahulu membaca doa khusus yang diajarkan oleh Nabi SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ عِنْدَ أَهْلِ بَيْتٍ دَعَا لَهُمْ قَبْلَ الْإِفْطَارِ قَائِلًا: ” أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَغَشِيَتْكُمُ الرَّحْمَةُ ” (رَوَاهُ أَحْمَدُ).
Artinya: Dari Anas bin Mâlik RA, bahwa Rasulullah SAW apabila berbuka di tempat pemilik (penghuni) rumah, maka sebelum berbuka beliau mendoakan mereka, dengan membaca:
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَغَشِيَتْكُمُ الرَّحْمَةُ
Artinya: Berbuka di tempat kalian orang-orang yang berpuasa, dan turun kepada kalian para malaikat, serta menyantap makanan kalian orang-orang yang baik, dan semoga kalian diliputi oleh rahmat Tuhan. (HR. Ahmad dari Anas bin Mâlik r.a.)
Selamat berbuka puasa dengan menyesuaikan aturan syariat agar memperoleh keutamaan. Wallaua’lam.