Jokowi Minta Jatim Tekan Jumlah Kasus Positif Corona dalam 2 Minggu
Berita Baru Jatim, Surabaya – Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Surabaya pada Kamis (25/6) sebagai respon atas terus meningkatnya kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Timur. Peningkatan kasus ini terhitung sejak libur lebaran sampai awal diberlakukan masa normal baru oleh pemerintah.
Tingginya kasus baru COVID-19 yang terjadi di Jawa Timur pada hari Rabu (24/6) kemarin juga menjadi perhatian Presiden Jokowi. Hal itu disampaikan Presiden di sela pidato arahan di hadapan Gubernur Jawa Timur, yang juga disimak oleh seluruh Bupati dan Walikota melalui video conference pada Kamis pagi (26/5) di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Sambil mengutip pidato laporan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Gugus Tugas Provinsi, Jokowi kembali menyinggung 183 kasus baru positif COVID-19 di Jawa Timur.
“Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia,” pesan Presiden Jokowi.
Meskipun begitu, Jokowi juga melihat masih ada optimisme mengingat jumlah angka kesembuhan juga lumayan, yaitu mencapai 31 persen.
Menyikapi kondisi COVID-19 di Jawa Timur tersebut, Jokowi memberikan target penanganan yang cepat dan terintegrasi, dalam rentang waktu paling lama dua minggu.
“Oleh karena itu saya minta dalam waktu dua minggu ini, pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi. Dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini, baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten, seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama-sama melakukan management crisis, sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi,” tandas Presiden.
Yang paling penting, lanjut Presiden, harus ada kerjasama dan sinergi yang baik antar manajemen yang ada.
“Saya melihat memang yang paling tinggi adalah di Surabaya Raya. Ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu. Gak bisa, Surabaya sendiri gak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi juga minta agar tes massif, pelacakan yang agresif, tindakan mengisolasi secara ketat, dan penanganan yang tepat harus diteruskan. Ia berjanji akan terus memantau perkembangan kasus di Jawa Timur sampai bisa benar-benar dikendalikan. [M Kholil Ramli]