Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Launching Buku Trias Kritika Sastra di Badan Riset dan Inovasi Nasional

Launching Buku Trias Kritika Sastra di Badan Riset dan Inovasi Nasional



Berita Baru, Jakarta – Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selenggarakan Launching Buku Trias Kritika Sastra, yaitu Sastra Pariwisata, Sastra Rempah, dan Sastra Maritim, pada hari Selasa, (20/12/2022) secara hibrid.

Launching ketiga buku di atas diselenggarakan di BRIN, Jalan Gatot Subroto Jakarta. Pertemuan dihadiri oleh Dr. Herry Jogaswara, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra, para kepala pusat, dan para undangan yang secara khusus hadir untuk mengikuti acara launching tiga buku tersebut.

Hadir sebagai narasumber adalah Prof. Riris T. Sarumpaet, Prof. Novi Anoegrajekti, dan Prof. Setya Yuwana Sudikan yang dimoderatori oleh Dr. Sastri Sunarti.

Sudartomo Macaryus, M.Hum. yang mewakili tim editor ketiga buku menyampaikan terima kasih kepada tim editor, penerbit dan editor Kanisius, para penulis, dan Tribun Network yang telah menayangkan acara Tukar Tutur Sastra Maritim tanggal 5-18 Desember 2022. Ajakan menulis buku tematik sastra pariwisata mendapat respons dari penulis yang tersebar dari Aceh sampai Papua.

“Tiga buku yang dihasilkan lahir setelah mengikuti Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI di Aceh tahun 2019,” ujar Macaryus.

Sebagai wakil tim editor, Macaryus berharap agar hasil kerja bersama para kolega dari Aceh sampai Papua ini menginspirasi dan memantik tumbuh dan berkembangnya kajian-kajian baru dari segi objek, metode, dan teori.

Kebersamaan dalam menulis bersama ini telah menginspirasi untuk menulis dan menghasilkan antologi puisi Tarian Laut yang berisi 222 puisi ditulis oleh para akademisi dari Aceh sampai Papua. Kebersamaan lainnya adalah parade baca puisi yang sudah divideo dan diunggah di youtube. 

Selain itu, dua tahun berturut-turut sukses menggelar seni Dulmuluk Nusantara yang didukung pemain dari Sumatera sampai Papua dan dikomandani oleh Prof. Nurhayati dari Universitas Sriwijaya.  

Jogaswara, dalam sambutannya mengapresiasi publikasi ketiga buku yang dihasilkan oleh para peneliti dengan sebaran geografis dari Aceh sampai Papua.

“Penelitian etnografi memerlukan jangka waktu panjang agar peneliti menjadi bagian dari kehidupan komunitas masyarakat yang diteliti,” ujar Jogaswara.

Oleh karena itu, ia mendorong agar para peneliti memiliki kesanggupan melakukan penelitian dengan jangka waktu yang relatif panjang agar dapat melakukan wawancara mendalam dan tidak hanya serampangan.

Prof. Riris memandang hadirnya tiga buku tematik di atas sebagai prestasi yang berarti bagi kalangan ilmuwan Indonesia dan masyarakat yang merindukan uluran tangan akademisi dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

“Sastra yang cenderung dipandang tidak berkontribusi pada kemajuan perlu disikapi secara kritis dan bukti dengan melakukan kontrol sosial melalui executive summary dan memberi alternatif penyelesaian,” jelas Riris.

Buku Sastra Maritim memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai potensi, peluang, dan fenomena yang terjadi dan dialami masyarakat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang mengalami “pemerkosaan” dalam hal potensi alam.  

Yuwana Sudikan yang menjalin kerja sama dan mendampingi kegiatan Anoegrajekti sejak di Universitas Jember mengapresiasi capaian-capaian yang diraih. Kesanggupan mengoordinasi penulis dari Aceh sampai Papua memberi ruang pemahaman dan pendalaman terhadap keragaman budaya di Indonesia. Karena padatnya acara, Ia hadir secara daring melalui link Zoom.

“Tawaran melakukan refleksi dan pengendapan yang disampaikan pada acara Tukar Tutur Sastra Maritim hari Minggu, 18 Desember 2022 telah langsung direspons dan dieksekusi dengan mengadakan pertemuan awal pada pertengahan Januari 2023,” ungkap Sudikan.

Anoegrajekti sebagai koordinator tim editor dan inisiator kegiatan penulisan buku bersama ini menguraikan keseluruhan ini dan proses lahirnya ketiga buku yang akan segera disusul lahirnya buku antologi puisi Tarian Laut dan tahun 2023 akan menyusul dua buku selanjutnya, yaitu Sastra Horor dan Sastra Humaniora.

“Ibu, Bapak penulis, dalam merespons tantangan baru, yaitu memformulasikan semestaan sastra Nusantara, saya memohon kesetiaan dan kesanggupan kolega penulis untuk terus berproses bersama,” ujar Anoegrajekti.

Pernyataan tersebut merepresentasikan sikap rendah hati dan ketulusan perlunya kerja kolaborasi pada akademisi yang tersebar dari Aceh sampai Papua.

Selesai paparan narasumber dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang disampaikan secara luring maupun daring. Hingga akhir acara peserta yang hadir secara luring ada sekitar 100 peserta dan yang hadir secara daring 130 partisipan. Niat baik memformulasikan semestaan sastra Nusantara semoga mewujud dan mengulang peristiwa hari ini sekitar empat atau lima tahun yang akan datang.

Launching Buku Trias Kritika Sastra di Badan Riset dan Inovasi Nasional

beras