
Musim Penghujan, Pj Bupati Lumajang Pantau Debit Air Disepanjang Sungai Das Semeru
Berita Baru, Lumajang – Curah hujan di Kabupaten Lumajang meningkat. Sejumlah wilayah yang berada di bantaran sungai Gunung Semeru terus melakukan antisipasi terjadinya banjir.
Mengingat, beberapa tahun lalu, sering terjadi banjir lahar hujan Gunung Semeru, yang membuat sejumlah jembatan dan jalan rusak. Bahkan ada sejumlah rumah yang dibantaran sungai akibat banjir.
Menanggapi beberapa ancaman tersebut, Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni meninjau sejumlah aliran sungai yang sejalur dengan aliran lahar hujan Gunung Semeru.
“Salah satunya yakni, sungai yang berada di wilayah Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Tempeh,” kata wanita yang akrab disapa Yuyun itu, Minggu (10/11/24).
Sementara di wilayah Kecamatan Tempeh, kata dia, meninjau tiga dam yang berada di antara Desa Jatisari, Pulo dan Gesang yang ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Ketiga dam tersebut mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Semeru dan banjir lahar dingin yang terjadi beberapa waktu yang lalu dan sampai sekarang belum tertangani.
“Saya minta ada kajian terkait mana yang bisa memberikan manfaat lebih besar dengan biaya yang bisa ditekan, bukan soal mencari yang murah tetapi kita harus bisa tekan anggaran untuk pembangunan ini karena kondisi APBD kita yang terbatas sehingga ini yang juga perlu kita carikan solusi,” imbuhnya.
Disamping itu, pihaknya akan jauh lebih fokus penanganan saat ini adalah normalisasi sungai di berbagai titik di Kecamatan Sukodono yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
“Kita sudah memasuki musim hujan, paling tidak saya ingin melihat kondisi sungai yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang. Saya melihat ada beberapa sungai yang sudah dilakukan normalisasi, namun ada lokasi longsor di wilayah sungai Karang Menjangan tepatnya dibelakang Ponpes Al Maliki,” jelasnya.
Tanah di Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang subur, ketika terkena hujan sedikit mengalami longsor. Selain itu, juga kondisi sungai di Lumajang rata-rata tidak ada plengsengan, makanya terjadi longsor dibeberapa titik.
“Penanganan pertama yang kita lakukan nanti kita pasang sak jumbo bag dan memasang sesek bambu. Minggu depan juga akan dilakukan kerja bakti membersihkan pohon bambu yang ada di sungai agar alirannya lebih lancar,” tambahnya.
Selanjutnya, ia meminta agar Dinas PUTR dengan UPT. PU SDA melakukan kajian terlebih dahulu, mengingat pembangunan satu dam saja memerlukan biaya yang besar, apalagi nantinya membangun tiga dam dengan bendungan yang lebih besar pastinya menghabiskan biaya yang sangat besar.
“Hal ini nantinya diharapkan kebermanfaatannya bisa lebih banyak bagi masyarakat, tidak hanya untuk irigasi tetapi juga untuk pengendali banjir. Ini yang nantinya perlu dikaji lebih lanjut terkait fungsi dari saluran irigasi dan juga saluran pengendali banjir,” pungkasnya