Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rektor UINSA Dihujani Kritik Mahasiswa Baru

Rektor UINSA Dihujani Kritik Mahasiswa Baru



Berita Baru, Surabaya – Video viral di platform media sosial TikTok menunjukkan suasana Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), yang mencuat karena penuh dengan spanduk kritik.

Akun TikTok @oikachmadauliyak yang membagikan video tersebut, menampilkan momen Rektor UINSA memberikan sambutan di depan mahasiswa baru (maba) UINSA 2023, namun para maba justru bersama-sama melantunkan lagu ‘aku rapopo’.

Selain adegan tersebut, dalam video itu juga terlihat beberapa spanduk berisi kritikan yang terpasang di lokasi acara. Beberapa di antaranya menampilkan tulisan ‘PBAK Prematur, UINSA Amburadul’, ‘PBAK cacat, birokrasi bejat’, hingga ‘Rektor gagal’.

Hujan kritik maba ini diduga didukung oleh mahasiswa lama. Sebab ada beberapa mahasiswa yang memakai almamater dan tidak memakai atasan putih dan bawahan hitam, sebagai kostum PBAK Maba UINSA.

Kehadiran spanduk-spanduk ini memberikan gambaran tentang ketidakpuasan mahasiswa baru UINSA terhadap pelaksanaan acara PBAK dan tata kelola kampus.

Tren penyebaran video ini di TikTok memberikan celah bagi masyarakat luas untuk berdiskusi tentang kualitas penyelenggaraan acara pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan di UINSA.

Hal ini juga menunjukkan bagaimana media sosial menjadi kanal penting dalam menyuarakan opini dan ekspresi terkait isu-isu kampus dan pendidikan.

Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang menyebut jika maba sudah diarahkan oleh para seniornya. “Prosoku uinsa yo ga larang timbang liyane,” demikian tulis @umil****.

“Pas jadi maba uinsa juga disetir kating, tapi selalu menghindar, pesen buat maba kalo cari senior kating yang bener jangan liat karena pinter orasi doang,” sebut akun @didik****.

Akun lain, @sudut_rua*** juga turut meninggalkan komentar. “Hut maba2 kalian sebenarnya ditunggangi kating,” tulisnya

“Sakno mabane rek, demo ngeneiki ket jamanku maba sampek saiki aku lulus kok sek pancet ae. Padahal pas kuliah yo ukt ne arek2 ga larang2 nemen,” sebut @Di***.

Melansir dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Forma UINSA, peristiwa protes maba dalam acara PBKA 2023 melalui spanduk itu terjadi pada Senin, 14 Agustus 2023.

Menurut artikel dalam LPM Forma UINSA, adanya beberapa spanduk kritikan terhadap rektor dibawa oleh tiap fakultas merupakan arahan dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U).

Dalam keterangannya, spanduk-spanduk tersebut ditulis berdasarkan arahan dari DEMA-U, Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U), serta kekompakan dari tiap DEMA Fakultas.

“(Masalah yang dikeluhkan) mulai dari keterlambatan informasi acara sampai pembahasan tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa,” tulis keterangan pada artikel tersebut.

DEMA FUF: Mahasiswa Perlu Bersikap

Masih dari sumber LPM Forma UINSA, ketua DEMA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Abdullah Dzaky menjelaskan bahwa mahasiswa perlu mengambil sikap dari rektorat yang dirasa tidak jelas dalam mengurus PBAK tahun ini.

Dijelaskan mahasiswa yang akrab disapa Dzaky, rundown PBAK baru disebar 2 hari sebelum acara pelaksanaan. Sementara persiapan lainnya banyak yang belum terselesaikan.

Dari rundown PBAK yang mepet, sehingga membuat peserta maba merasa kesal. Para DEMA dan SEMA pun berinisiatif untuk membentangkan spanduk-spanduk bernuansa kritik.

Selain memberi informasi mepet, kata Dzaky, DEMA-U dan SEMA-U tidak diikutsertakan dalam pembuatan konsep PBAK tahun ini. Padahal PBAK tahun sebelumnya, DEMA dan SEMA masih diikutsertakan dalam mengonsep PBAK.

“Harapan saya pada rektorat, semoga beliau sadarlah kalau apa yang dilakukan saat ini masih banyak merugikan maba (mahasiswa baru) khususnya,” jelas Dzaky.

“Karena dilihat kemarin UKT luar biasa mahalnya hingga nominal 6 juta, padahal latar belakang orang tuanya hanya petani. Dalam memilah dan mengolah golongan subsidi UKT golongan 1 sampai 4 itu harus dengan benar. Saya berharap rektorat bisa memperbaiki kinerjanya pada PBAK hari pertama ini,” sambungnya.

Dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa peserta PBAK merasa kecewa dengan tarif UKT tahun ini. Selain itu, Maba juga disebut mengeluh karena tidak hadirnya Rektor UINSA dalam acara PBAK di kampus Ahmad Yani.

“Semoga ke depannya, mengerti bagaimana pembagian UKT, bagaimana cara melihat perekonomian dari maba sekarang,” harap salah satu peserta PBAK dari FUF, bernama Rizal.

Namun, ketua pelaksana PBAK FUF Aminullah menyebut dirinya tidak memahami adanya agenda bentang spanduk berisi kritik pada pembukaan PBAK. Ia juga mohon maaf atas ada kisruh dari mahasiswa.

Sementara itu, Humas UINSA Surabaya Ahmad Furdaus membenarkan adanya kejadian yang sedang viral. Kejadian tersebut menyebutkan adanya spanduk yang mengkritik kebijakan-kebijakan rektor.

“Kejadiannya benar. Meskipun yang mereka lakukan tidak benar,” katanya sebagaimana dilansir dari iNewsSurabaya.id.

Namun untuk konfirmasi lebih lengkap, Firdaus meminta supaya melakukan konfirmasi ke Wakil Rektor 3 UINSA. “Langsung dengan Pak Warek 3 mawon (saja),” pintanya.

beras