Sejarah Pulau Rempang, Sudah Ada Sejak Kesultanan Melaka
Berita Baru, Jakarta – Sejarah Pulau Rempang ternyata cukup panjang bahkan sudah ada sejak zaman Kesultanan Melaka yaitu sebuah Kerajaan Melayu di Malaka. Pulau Rempang kini memang menjadi sorotan banyak orang sejak adanya proyek Rempang Eco City.
Proyek tersebut merupakan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Di tangan PT Makmur Elok Graha atau MEG lahan seluas 17 ribu hektar di Pulau Rempang akan diubah menjadi kawasan investasi terpadu. Akan tetapi, proyek ini penuh dengan kontroversi dan mendapat penolakan dari masyarakat. Masyarakat setempat dari 16 kampung tua Melayu yang terancam direlokasi menolak untuk pindah dari kampung tersebut.
Bahkan banyak warga dari pulau tersebut sempat terlibat bentrok dengan aparat ketika terjadi demonstrasi penolakan relokasi warga Rempang. Banyak warga yang tidak mau digusur dari tanah rumah mereka sendiri.
Sebab bagi warga yang mayoritas suku Melayu, pulau ini adalah tempat tinggal mereka sejak dulu yang harus selalu dijaga sampai kapan pun.
Mengulik Sejarah Pulau Rempang hingga Kini
Terlepas dari proyek Rempang Eco City, Pulau Rempang sendiri merupakan pulau dalam wilayah pemerintahan Kota Batam, Kepulauan Riau. Rempang merupakan rangkaian pulau besar kedua yang terhubung oleh enam jembatan Barelang. Jaraknya sekitar 3 km sebelah selatan Pulau Batam dan terhubung dengan Pulau Galang oleh jembatan Barelang ke-5.
Pulau ini memiliki luas kurang lebih 165 kilometer persegi dan banyak dkembangkan sebagai wilayah pertanian dan perikanan. Rempang memiliki 16 titik kampung tua yang terancam relokasi proyek Rempang Eco City. Pulau ini ternyata juga memiliki sejarah yang sangat panjang dan mungkin belum diketahui oleh banyak orang. Karena itu kita akan membahas sejarah pulau ini.
Pulau Rempang Sudah Ada Sejak Zaman Kesultanan Melaka
Orang-orang umumnya mengetahui sejarah Pulau Rempang baru ada sejak abad ke-19 atau sekitar tahun 1834. Akan tetapi kehidupan Pulau Rempang, Pulau Galang, dan sekitarnya sudah ada sejak zaman Kesultanan Melaka. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang Peneliti Sejarah Pusat Riset Kewilayahan – Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Peradaban Pulau Rempang juga tidak bisa terpisahkan dari penaklukan Kerajaan Melayu Riau oleh Belanda pada tahun 1784. Dulunya, pulau ini menjadi tempat tinggal bagi orang darat yaitu penduduk asli Kota Batam. Kemudian pada tahun 1930, seorang pejabat Belanda yaitu P Wink mengunjungi orang darat di Pulau Rempang.
Kunjungan Pejabat Belanda
P Wink mengatakan bahwa pejabat Belanda di Tanjungpinang sudah mengetahui keberadaan orang darat di Pulau Rempang sejak lama. Akan tetapi belum ada kontak langsung dengan mereka. P Wink pun menjadi pejabat Belanda pertama yang menemui orang darat secara langsung dalam sejarah Pulau Rempang. Mereka mirip dengan suku asli Johor dan Melaka.
Mereka mendiami Pulau Rempang dan hidup di pondok-pondok beratap tanpa dinding. Peneliti Sejarah Pusat Riset Kewilayahan – Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dedi Arman juga menyatakan bahwa pejabat Belanda bernama Elisha Netscher pernah berkunjung ke Rempang pada tahun 1946. Waktu itu, Pulau Rempang sudah menjadi tempat tinggal banyak orang.
Mereka berasal dari suku Orang Darat, Melayu Galang dan juga Orang Laut. Menurut cerita rakyat orang Melayu Galang merupakan bajak laut yang membajak kapal Inggris di Pulau Galang tahun 1837. Orang Darat berada di pedalaman Pulau Rempang. Sedangkan Orang Laut merupakan salah satu suku asli dalam sejarah Pulau Rempang yang tinggal di pesisir.
Pemindahan Pusat Pemerintahan Temenggung Riau Lingga
Dedi Arman juga merasa keberatan jika peradaban Pulau Rempang disebut baru ada pada abad ke-19. Ia menyatakan bahwa pada tahun 1722-1818 Pusat Pemerintahan Temenggung Riau Lingga di Hulu Riau atau Tanjung Pinang dipindahkan ke Pulau Bulang.
Menurutnya hal tersebut menjadi bukti bahwa Pulau Rempang dan sekitarnya sudah lama menjadi tempat tinggal masyarakat. Historis lainnya, tahun 1829 Sultan Riau Lingga memberikan kekuasaan pada Raja Isa untuk memimpin Pulau Rempang dan sekitarnya. Hal tersebut membuktikan tahun 1982 Pulau Rempang dan sekitarnya sudah padat penduduk.
Demikianlah pembahasan mengenai sejarah Pulau Rempang hingga berdirinya kini Menurut data, kini penduduk Pulau Rempang mencapai sekitar 7.000-an orang yang berasal dari berbagai etnis dan suku.